Minggu, 25 November 2018

Testimoni Mahasiswa/i Berprestasi (3-habis)


Mychael Ng dan Chef Ira 

PERAIH MEDALI DI LA CUISINE COMPETITION, SIAL INTERFOOD 2018”

Medali Bronze dikalungkan di leher Mychael Ng atas karya gemilang di Class Indonesia Mini Sweet Bread. Demikian juga pasangan Era Pratiwi dan Atis Setiarini. Mereka berhasil mendapat Gold Award dari karya spektakuler dengan tema “Tumpeng Rama Untuk Shinta”.


Bagaimana cerita sukses tim dari Tristar Culinary BSD, Serpong, Jawa Barat itu? Baca testimoni mereka yang disampaikan dengan gaya bertutur berikut ini:




Mychael Ng:

“Saya Peraih Medali
Yang Berstatus Mahasiswa”

Sebenarnya, tidak ada keinginan untuk mengikuti kompetisi kuliner SIAL InterFOOD. Tapi karena chef Ira, dosen pastry saya yang menunjuk, ya saya harus ikut. Persiapan hanya dua minggu. Terlalu mepet untuk sebuah lomba bertaraf nasional.

Saya jadi sibuk dan betah berjam-jam melakukan searching untuk mencari model bread showpiece. Bukan untuk jadi plagiat, tetapi mencari ide-ide untuk berkreasi. Ternyata saya menemukan kendala. Resep-resep di internet belum tentu benar sehingga saya banyak menghabiskan waktu untuk mencari resep dan membuat showpiecenya.

 
Lomba seperti ini baru pertama diikuti oleh Tristar sehingga tidak ada acuan yang bisa saya pakai. Terpaksa cari sendiri. Melakukan trial sebanyak tiga kali untuk mendapatkan tekstur roti yang bagus.

Dengan persiapan yang singkat dan minim pengalaman, sungguh saya tidak mengira bisa mendapatkan medali Bronze. Apalagi kompetisi ini bukan khusus untuk pelajar dan mahasiswa tetapi kita bersaing dengan orang-orang yang sudah bekerja di hotel atau yang berpengalaman di bidang roti.

Terbukti, dari 20 pesaing, hanya lima orang yang dapat medali. Empat di antaranya adalah orang-orang profesional yang sudah lama bekerja di hotel ternama. Saya peraih medali yang masih berstatus mahasiswa.

Banyak penglaman yang saya dapat dari perlombaan ini. Meskipun saya hanya mengikuti satu jenis lomba, tapi saya bisa mengamati jalannya perlombaan lainnya. Dan saya mendapatkan banyak pelajaran berharga dari sana. **

Era Pratiwi & Atis Setiarini:

Nasi Tumpeng Dari Rama Untuk Shinta

ERA PRATIWI: Saya almamater Tristar. Angkatan tahun 2011. Sempat berhenti satu tahun. Alhamdulillah, akhirnya saya berhasil menyelesaikan D3 tahun 2015 lalu. Pengalaman lomba bukan kali ini saja. Tahun 2016, pernah meraih medali Gold untuk masakan Canape Indonesia.

Karena saya pernah menjadi juara dan menguasai kuliner khas Indonesia, almamater meminta saya untuk memperkuat tim lomba Tristar Culinary BSD di SIAL InterFOOD 2018. Untuk kali ini, saya berduet dengan Atis Setiarini, sahabat saya yang pernah bekerja satu atap di Tristar. Kami bisa cocok bekerjasama karena sudah saling mengenal.


Era dan Etis mengerjakan "Tumpeng Dari Rama Untuk Shinta" 
Kemudian kami mencari tema yang bagus untuk nasi tumpeng. Cari inspirasi di Youtube. Kemudian kami berdiskusi dengan dosen Tristar. Maka lahirlah tema “Tumpeng Dari Rama Untuk Shinta”. Lalu kami diskusikan property yang bisa mewakili tema. Ada kuda, kereta kencana dan sosok Rama diletakkan di kaki tumpeng.

Kuda terbuat dari wortel sementara kereta kencana terbuat dari butter nut (labu parang). Kami sendiri yang mengukir dan membentuk property pendukung itu. Proses pembuatan tumpeng tidak banyak mengalami kesulitan. Hanya ada sedikit rasa cemas. Soal timer yang ditentukan oleh panitia. Tidak boleh lewat dari 2,5 jam.

Juri sedang berdiskusi untuk menentukan pemenang 
Ternyata kami bisa menyelesaikan dalam waktu 2 jam. Tapi setelah selesai, saya merasa ada sesuatu yang kurang. Ketika saya amati, eh ternyata kami lupa memasang tali keretanya.

ATIS SETIARINI: 

Ketika “Tumpeng Dari Rama Untuk Shinta” keluar sebagai peraih medali Gold Award, wooo senang banget. Saya terharu karena benar-benar gak nyangka. Padahal, persiapan untuk itu gak lama. Kami berdiskusi dan latihan tiga hari di Tristar BSD. Tidak banyak waktu karena saya kan masih sibuk sebagai staf di kampus Tristar Rungkut Surabaya. /ami