Minggu, 25 November 2018

Testimoni Mahasiswi Berprestasi (2)




PERAIH MEDALI DI “LA CUISINE COMPETITION, SIAL INTERFOOD 2018”

Dewi Salim dan Thasya, dua mahasiswi Tristar Culinary BSD Serpong. Jawa Barat yang berhasil menyabet medali dalam lomba tingkat nasional di La Cuisine Competition, SIAL InterFOOD 2018 di Jakarta, 21 – 24 November baru lalu. 


Seperti apa pengalaman mereka? Ikuti testimoni yang disajikan dengan gaya bertutur berikut ini:



Dewi Salim:

Bersaing Dengan Chef Hotel-hotel Ternama

Secara garis besar, ada tiga tahapan penting yang saya lakukan sebelum lomba dilaksanakan. Pertama, menentukan konsep yang akan diusung. Itu saya lakukan satu bulan sebelum pelaksanan lomba. Waktu itu, saya memilih tema “Under the Sea” untuk kategori Whole Cake yang saya ikuti.

Tahapan kedua, melakukan trial resep. Ini saya kerjakan pada hari Sabtu dan hari Minggu. Sekitar 5 kali melakukan trial hingga menemukan resep yang benar-benar pas. Saya lakukan food test kepada teman-teman sesama mahasiswa dan juga kepada dosen.

Banyak sekali masukan yang saya terima. Ada yang bilang begini: Aduuuh cake-nya terlalu manis. Kurangi dong gulanya ha ha ha ha. Ada juga dosen yang menyarankan agar tidak memakai gula. “Dewi, jangan pakai gula. Coba kamu pakai castor sugar agar tekstur cake terasa lebih lembut”.

Tim juri sedang menilai karya Dewi Salim 
Setelah menentukan tema dan menemukan resep yang pas, melangkah ke tahapan ketiga yaitu prepare untuk dekorasi cake. Tahapan ini sangat menguras pikiran. Harus fokus dan kreatif agar hasil kreasi tidak menyimpang dari tema Under the Sea. Karena itu, cake berwarna biru laut dengan hiasan ekor duyung serta aneka kerang.
Under the Sea peraih Bronze Award 

Terusterang, saya gak nyangka kalau bisa mendapatkan Bronze Award. Saya sempat grogi ketika melihat karya peserta lainnya. Bagus-bagus semua karena banyak peserta dari hotel-hotel terkenal. Tau sendirilah, mereka itu adalah chef yang sudah berpengalaman. Karena itu, ketika nama saya disebutkan sebagai penerima bronze, saya hampir menangis. Habis gimana ya, saya benar-benar gak nyangka bisa menang.

Saya kira, keunggulan dari karya saya sehingga bisa menang, dari teste dan tekstur. Sebab, dua unsur itu menjadi poin terbesar dalam penilaian dewan juri. **

Thasya Graselia Engkeng:

Dapat Bronze Dari “Serabi Saus Kinca” 

Thasya sedang mempersiapkan Serabi Saus Kinca 
Ketika mendengar akan ada lomba, saya langsung berminat untuk itu. Waktu itu, saya bilang ke dosen saya. Bu, saya mau daftar jadi peserta lomba. Ternyata diniat saya itu disambut baik. Saya mengikuti pembinaan agar bisa tampil maksimal.

Saya pilih kategori lomba Jajanan Pasar. Awalnya, saya ingin menyajikan karya “Maousse Es Teler”. Tapi tidak diperbolehkan karena bahan pembuatan jajan harus menggunakan tepung dari sponsor acara. Maka saya ganti dengan resep kue“Serabi Saus Kinca”.

Thasya bangga memperlihatkan medali Bronze Award 
Kelihatannya sederhana. Hanya bikin kue serabi. Tapi untuk kebutuhan lomba, yang sederhana itu harus dibuat menjadi sesuatu yang mewah. Persiapannya dilakukan sejak 1 bulan sebelum lomba. Malakukan trial hingga 6 kali untuk menemukan produk yang perfect.

Ketika berhasil menang dan mendapatkan Bronze Award, saya seneng banget. Benar-benar gak nyangka. Jujur aja, waktu lomba ada sedikit hambatan. Lomba berlangsung tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Tapi Puji Tuhan, Tuhan masih kasi kesempatan pada saya untuk memdapatkan medali.

Jajanan Pasar "Serabi Saus Kinca" 
Saya sangat mencintai bidang kuliner. Sebab, saya lulusan dari SMK Tata Boga. Kemudian memilih kuliah di Tristar karena di kampus ini, setiap hari ada praktik. Fokus mempelajari pastry. Sekarang memasuki tahun kedua. Jika lulus nanti, saya masih ingin cari pengalaman di luar sana dengan bekerja. Kalau sudah punya pengalaman, baru deh buka usaha sendiri. /ami