Minggu, 02 Desember 2018

Cerita di Balik Ekspansi Tristar (1)


Jennifer 

“Saya Kira Kerjasamanya Tidak Jadi”

Di balik ekspansi Tristar Culinary Institute (TCI) ke kota Semarang, pasti ada sebuah cerita yang melatarbelakangi. Jennifer, Direktur Metro Group, bertutur bagaimana awal terjadi kerjasama dengan Tristar Group.





Bulan November 2017 lalu, Pak Yu (Juwono Saroso) datang ke Semarang bersama beberapa stafnya. Beliau tanya ke Bu Erna (Ernawati, salah seorang stafnya) apakah di Semarang ada orang yang dikenal dan bisa diprospek. Karena bulan Oktober saya sempat mengikuti kursus di Tristar Surabaya, Bu Erna lalu ingat saya.

Kemudian saya dihubungi oleh beliau (Juwono Sarono). Ketika ketemu, kami membicarakan kemungkinan untuk kerjasama. Waktu itu sudah ada kesepakatan. Artinya saya berminat. Tetapi mau ditempatkan di mana? Kita ada beberapa tempat. Bingung untuk menentukan lahan yang mana yang mau dipakai untuk kampus Tristar.



Setelah pertemuan bulan November 2017 itu, saya kira kerjasamanya tidak jadi. Tidak ada pembicaraan lagi. Ternyata, ada fullow up-nya. Bulan Oktober yang lalu, kami menandatangani MoU. Kuliah perdana disepakati tahun ajaran baru 2019. Sekarang ini, tempat masih direnovasi dan dipastikan selesai semua sebelum perkuliahan dimulai.

Saya sangat optimis Tristar Semarang akan menjadi kampus terdepan dalam bidang kuliner. Di Semarang memang ada beberapa tempat kursus harian. Tidak benar-benar mendalami ilmu kuliner secara luas dan mendalam. Sedangkan Tristar ini adalah mendidikan resmi yang masa belajarnya tahunan dan ada degree resmi dari pemerintah.

Jennifer diapit Surjo Luhur Hidayat (suami) dan Juwono Saroso (kanan) 
Kuliah di Tristar ini memungkinkan untuk lanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Apalagi proses pembelajaran 75 persen praktik. Mahasiswa bisa menyerap ilmu to the point. Tidak sekedar teori Tapi ada jam terbang yang bisa dijadikan pengalaman dalam mengelola kuniner secara nyata.

Mahasiswa tidak cuma duduk menonton bagaimana cara pembuatannya. Tapi mahasiswa mengerjakan sendiri. Mempraktikkan materi yang diajarkan. Ini point pentingnya di Tristar. Waktu kuliah mereka tidak banyak duduk, tapi 75 persen praktik. Ilmu yang mereka dapat nyata dan lebih mantap.

Kebetulan saya menyukai bidang kuliner. Punya pengalaman puluhan tahun. Mungkin pengalaman itu bisa saya tularkan dengan mengambil posisi sebagai pengajar untuk kursus harian.

Kedai Lobster Juleha

Soal saya pernah kursus di Tristar pada bulan Oktober 2017, waktu itu saya belajar bikin bakso. Lalu saya jualan bakso khusus di Metro Stables, sebuah wahana wisata kuda. Suami saya memang hobby memelihara kuda sejak 29 tahun lalu. Ada 80 ekor kuda di lahan seluar 5 hektar. Nah, bulan November 2017 lalu resmi dibuka sebagai tempat wisata.


Pengunjung bisa naik kuda, foto pre-wedding. Di Metro Stables juga menerima kos kuda. Di dalam wahana tersebut ada tempat kuliner. Saya isi dengan jualan bakso, wedang kacang ijo, wedang kacang tanah, singkong keju goreng dan tahu petis. Jualan baksonya iseng aja, tapi ternyata laku juga.

Karena laku, saya juga akan kerjasama dengan Tristar membuka tempat kuliner. Sudah ada tempatnya dan sudah direnovasi. Bulan Desember ini, mungkin pertengahan Desember, selesai. Bangunan itu seluar 250 meter persegi. Brand-nya bukan kedai bakso tetapi “Kedai Lobster Juleha”. /ami