Selasa, 18 Desember 2018

Praktek Individu di Tristar Kaliwaron




Cake Dari Bahan Buah  Dan Sayur Lokal Bercitarasa Indonesia

Setelah semua materi dan praktek dilalui, saatnya mahasiswa menempuh ujian praktek secara individu. Untuk ujian akhir ini, chef Fitri Syntiadewi SE memberi tantangan membuat cake berbahan sayur dan buah lokal sehingga tercipta cita rasa Indonesia. Penentuan bahan tersebut dilakukan secara undian. Jadi ada semacam undian bahan misteri, berupa buah atau sayuran lokal yg sebelumnya mungkin tidak pernah terbayangkan untuk diolah menjadi bahan cake.


Untuk mahasiswa triwulan 1 & 2 harus menggunakan buah atau sayur. Sedangkan mahasiswa triwulan 3 justru sebaliknya, mereka malah tidak boleh memasukkan bahan yang mereka pilih ke dalam adonan cake yang harus mereka buat, namun harus menghasilkan cake bercita rasa Indonesia.

Praktek individu hari pertama, 18 Desember 2018, diikuti oleh 6 mahasiswa pastry. Mereka terdiri dari dua mahasiswa triwulan 3 yaitu Joshua Immanuel Kodrat dan David Prathama Irawan. Satu mahasiswa triwulan 2 yaitu Syafira Hapsari Oktavina dan tiga mahasiswa triwulan 1 yaitu Rika Novita Sari, Afif Luqmanul Hakim dan Celine Pattiselanno.



David (mahasiswa triwulan 3) mendapat tantangan untuk tidak menggunakan bahan putih telur dalam cakenya, ia membuat cake dengan metode sponge dan ia menambahkan isian dan rasa kari ayam untuk menghasilkan cita rasa Indonesia, hal ini dituangkan lewat karyanya yaitu Chicken Curry Cake. Sedangkan Joshua (mahasiswa triwulan 3) mendapat tantangan untuk tidak menggunakan bahan kuning telur dalam cakenya, dituangkan dalam karyanya yaitu Pandan Angel Cake.



Syafira (mahasiswa triwulan 2) mendapat tantangan memasukkan daun gingseng atau daun kolesom jawa sebagai bahan yang diolah untuk cake buatannya. Dia berhasil mengaplikasikan bahan tersebut lewat karyanya yaitu Cheese Floss Gingseng Leaf Roll Cake.

Kemudian Celline (mahasiswa triwulan 1) menghasilkan karya berupa Spinach Cheese Sponge Cake dengan memasukkan bahan daun bayam. Afif lewat karyanya, Dragon Fruit Chiffon Cake memakai bahan buah naga merah. Dan Rika memasukkan bahan buah lokal jambu merah ke dalam karyanya, Guava Angel Cake.



Menurut Rika, setelah dia mendapat undian memasukkan bahan jambu merah dengan metode angel cake, hal yang pertama kali dia bayangkan, bagaimana cara menyatukan bahan angel cake dengan jambu merahnya. Rika melakukan 2 kali trial. Pada trial pertama cakenya gagal.

“Karena terlalu banyak cairan. Lalu melakukan trial ke dua dengan resep yang sudah Rika perbaharui dan alhamdulillah berhasil. Untuk filling dan garnishnya Rika terinspirasi dari green tea angel cake yang sudah pernah dipraktekkan dalam materi Teknik Dasar Pengolahan Cake dengan Metode Angel Food (berbahan putih telur). Platingnya Rika berkreasi ikut kata hati sendiri aja,” jelas Rika yang meraih nilai tertinggi.



Selain Rika, nilai tertinggi juga diraih oleh Syafira dengan cake berbahan daun gingseng/kolesom jawa yang memiliki cita rasa unik. Gadis mungil berkaca mata itu mengaku blank ketika mendapat materi tersebut. Dia bingung, harus dibuat seperti apa penampilan cake nantinya.

“Kalau soal kreativitas dan plating tidak bisa saya pikirkan di awal. Kalau saya pikir justru makin gak ada gambaran. Tapi kalau sudah di depan mata, sudah ada piring baru bisa tergambarkan,” ungkap Syafira.




Secara keseluruhan menurut chef Fitri, hasil ujian praktek hari ini sangat memuaskan. Baik mahasiswa triwulan 1, 2, maupun triwulan 3 mereka berani mengeksplorasi tantangan yang diberikan. Meski masih harus banyak latihan lagi dan terus berkreasi tetapi itu bukan masalah, karena memang sejatinya harus terus belajar.



“Secara tekstur, rasa dan kreativitas hasil ujian praktek hari ini sudah oke. Harapannya ke depan mereka bisa lebih mengeksplorasi dan berkreasi dengan bahan pangan lokal di sekitar mereka, sehingga bisa menambah nilai ekonomis bahan pangan lokal tersebut,” harap chef Fitri. /bahar