MENYUSURI CERITA DI BALIK LENSA
Di
tengah keramin Kampong Glam, di sudut jalan kecil bernama Jl. Kledek, berdiri
sebuah bangunan yang langsung mencuri perhatian. Itulah Vintage Camera Museum.
Bangunan berwarna putih itu berbentuk
seperti kamera raksasa. Dengan lensa besar sebagai pintu masuknya. Di depannya
dihiasi property patung fotografer yang dengan membidik obyek dan patung
sepasang tangan yang sedang memotret.
Museum
ini didirikan oleh dua sepupu, S. Ramanathan, seorang pedagang baja, dan
A.P. Shreethar, seorang seniman. Semuanya bermula dari koleksi pribadi
mereka yang menakjubkan. Setelah dua dekade mengumpulkan kamera-kamera tua,
mereka memutuskan untuk membuka ruang publik agar pengunjung bisa melihat
bagaimana kamera berkembang dari masa ke masa.
Shreethar sendiri punya pandangan menarik: ia merasa kamera,
yang dahulu dianggap “musuh” para pelukis (karena bisa menangkap realitas
dengan presisi), kini menjadi “senjata” yang dirayakan dalam bentuk museum.
Tempat ini menjadi surge bagi pecinta fotografi analog dan pencinta sejarah
teknologi.
Apa yang Bisa Dilihat di Sana?
Lebih
dari 1.000 kamera antik dirangkai sedemikian rupa sehingga membentang sejarah
fotografi modern selama lebih dari satu abad. Koleksi unik seperti pigeon
camera (kamera yang dipasang di burung – semacam “drone” zaman dulu).
Ada
kamera-kamerara unik berbentuk tongkat
jalan, rokok, bahkan ada yang berbentuk senjata. Kemudian Mammont
Camera, replika kamera besar sepanjang
enam meter yang sangat monumental.
Ada
juga ruang film domumenter. Vidualisasi tentang evolusi kamera, termasuk kamera
merpati dan kamera MiniOX atau
kamera mat-mata (spy camera) era
perang dingin.
Bangunan
museum itu sendiri adalah karya seni. Dirancang seperti kamera Rollei raksasa,
fasadnya langsung menyampaikan tema: ini bukan hanya pameran, tetapi sebuah
“kamera untuk melihat kamera.”
Saat
masuk melalui “lensa”-nya, pengunjung dibawa ke dalam perjalanan waktu.
Pencahayaan, display, dan desain interior semuanya terasa seperti laboratorium
nostalgia: dinding penuh rak kamera, meja untuk menjajal kamera klasik, dan
sudut pemutaran film dokumenter.
Bagi fotografer analog, koleksi seperti pigeon camera atau spy camera bisa membuka imajinasi tentang bagaimana fotografi telah berevolusi. (Juwono Saroso)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)





.jpg)