Jumat, 11 April 2025

Wisata Musim Semi di Negeri Sakura (1) – Catatan: Juwono Saroso

NAIK PHILIPPINES AIRLINE, DARI BALI KE TOKYO, TRANSIT DI MANILA


Libur Lebaran di Indonesia (Maret – April 2025), bertepatan dengan  musim semi di Jepang. Cuacanya sejuk, bunga-bunga sakura (Cherry Blossom) sedang mekar penuh.

Di Jepang,  Cherry Blossom  biasanya  dimulai  pada bulan Februari, Maret dan April. Namun, kepastian waktu musim sakura,  dapat bervariasi.  Tergantung pada lokasi dan cuaca.


Biasanya dimulai dari bagian selatan negara itu. Seperti  di  Okinawa, dimulai pada bulan Februari atau Maret. Kemudian bergerak ke utara Jepang mencapai Tokyo dan sekitarnya, pada akhir Maret atau  awal April.

Moment Cherry Blossom  salah satu magnit bagi wisatawan untuk berkunjung ke Jepang. Saya dan keluarga  memanfaatkan libur Lebaran untuk berwisata ke Negeri Sakura.  Kami berangkat tanggal 27 Maret dan balik 11 April 2025.


Selain daya tarik musim semi, libur Lebaran 2025 ini juga sekaligus sambang anak pertama saya, Viona yang sedang belajar bahasa dan kerja part time di Jepang. Dari Indo, saya berangkat bersama istri, Evie, dua anak saya Hans dan  Cindy, serta Roni (adik ipar).


Wisata musim semi ini sudah kita rencanakan sejak Desember 2024,  sebelum kami sekeluarga libutan Natal dan Tahun Baru di Korea. Sejak Desember 2024 itu pula, kita booking  tiket. Karena high season, tiket cukup mahal dan juga pada sold out.

Kita browsing mencari tiket yang harganya bersahabat dan  timingnya pas dengan libur Lebaran. Ada beberapa tiket maskapai, tetapi transitnya terlalu lama. Gak enak. Akhirnya dapat tiket Philippines Airlines, berangkat dari via Bali ke Tokyo pp, transit di Manila.


Jadwal keberangkatan  Surabaya -  Bali, pukul 15.00. Sayangnya, “penyakit bawaan” Lion Air kambuh lagi. Tidak on time. Harus delay selama 3,5 jam. Padahal, sudah tersusun rencana, setiba di Bali, mau kulineran seafood di pantai Jimbaran.


Kita mendarat sudah malam. Kulinerannya gagal. Saya bayangkan, seandainya ketika kita booking tiket, jam keberangkatannya dibuat pas, perjalanan ke Jepang sudah pasti berantakan. Sisa waktu kita pergunakan untuk wisata bandara.

Kita menikmati arsitektur modern bandara yang dihiasi patung-patung khas Bali yang bisa menambah estetika. Lebih dari itu, kita dapat mengenal lebih dekat budaya dan mitologi lokal Bali.


Seperti patung Garuda Wisnu Kencana  di area keberangkatan internasional. Patung ini menggambarkan  Dewa Wisnu yang menunggangi burung Garuda, simbol kekuatan dan kebijaksanaan.


Di sana juga terdapat Patung Catur Muka yang menggambarkan Dewa Brahma dengan empat wajah yang melambangkan empat arah mata angin. Keberadaan patung ini menambah kesan spiritual dan budaya lokal.


Patung Dewi Sri juga terletak di area ruang tunggu. Patung ini menggambarkan dewi kesuburan dan kemakmuran dalam mitologi Hindu. Sebuah maha karya yang menambah kesan artistik dan unik di area publik bandara.


Wisata bandara mampu  mengusir rasa bosan dan kecewa karena gagal menikmati lezatnya  seafood di Jimbaran. Kita harus meninggalkan Ngurah Rai dengan pesawat Philippines Airlines ke Tokyo Jepang,  transit di Ninoy Aquino International Airport Manila. (bersambung)