NAIK PHILIPPINES AIRLINE, DARI BALI KE TOKYO, TRANSIT DI MANILA
Libur Lebaran di Indonesia (Maret
– April 2025), bertepatan dengan musim
semi di Jepang. Cuacanya sejuk, bunga-bunga sakura (Cherry Blossom) sedang mekar penuh.
Di Jepang, Cherry
Blossom biasanya dimulai pada bulan Februari, Maret dan April. Namun, kepastian
waktu musim sakura, dapat
bervariasi. Tergantung pada lokasi dan
cuaca.
Biasanya dimulai dari bagian selatan negara
itu. Seperti di Okinawa, dimulai pada bulan Februari atau
Maret. Kemudian bergerak ke utara Jepang mencapai Tokyo dan sekitarnya, pada
akhir Maret atau awal April.
Moment Cherry Blossom salah satu magnit
bagi wisatawan untuk berkunjung ke Jepang. Saya dan keluarga memanfaatkan libur Lebaran untuk berwisata ke
Negeri Sakura. Kami berangkat tanggal 27
Maret dan balik 11 April 2025.
Selain daya tarik musim semi, libur
Lebaran 2025 ini juga sekaligus sambang anak pertama saya, Viona yang sedang belajar bahasa dan kerja part time di Jepang. Dari Indo, saya berangkat bersama istri, Evie, dua anak saya Hans dan Cindy,
serta Roni (adik ipar).
Wisata musim semi ini sudah kita rencanakan
sejak Desember 2024, sebelum kami sekeluarga
libutan Natal dan Tahun Baru di Korea. Sejak Desember 2024 itu pula, kita booking tiket. Karena high season, tiket cukup mahal dan juga pada sold out.
Kita browsing
mencari tiket yang harganya bersahabat dan timingnya pas dengan libur Lebaran. Ada beberapa
tiket maskapai, tetapi transitnya terlalu lama. Gak enak. Akhirnya dapat tiket Philippines Airlines, berangkat dari via
Bali ke Tokyo pp, transit di Manila.
Jadwal keberangkatan Surabaya -
Bali, pukul 15.00. Sayangnya, “penyakit bawaan” Lion Air kambuh lagi.
Tidak on time. Harus delay selama 3,5 jam. Padahal, sudah
tersusun rencana, setiba di Bali, mau kulineran seafood di pantai Jimbaran.
Kita mendarat sudah malam. Kulinerannya
gagal. Saya bayangkan, seandainya ketika kita booking tiket, jam keberangkatannya dibuat pas, perjalanan ke
Jepang sudah pasti berantakan. Sisa waktu kita pergunakan untuk wisata bandara.
Kita menikmati arsitektur modern bandara
yang dihiasi patung-patung khas Bali yang
bisa menambah estetika. Lebih dari itu, kita dapat mengenal lebih dekat budaya
dan mitologi lokal Bali.
Seperti patung Garuda Wisnu Kencana di area
keberangkatan internasional. Patung ini menggambarkan Dewa
Wisnu yang menunggangi burung Garuda, simbol kekuatan dan kebijaksanaan.
Di sana juga terdapat Patung Catur Muka yang menggambarkan Dewa Brahma dengan empat wajah yang
melambangkan empat arah mata angin. Keberadaan patung ini menambah kesan
spiritual dan budaya lokal.
Patung Dewi Sri juga terletak di area ruang tunggu. Patung ini menggambarkan
dewi kesuburan dan kemakmuran dalam mitologi Hindu. Sebuah maha karya yang menambah
kesan artistik dan unik di area publik bandara.
Wisata bandara mampu mengusir rasa bosan dan kecewa karena gagal menikmati lezatnya seafood di Jimbaran. Kita harus meninggalkan Ngurah Rai dengan pesawat Philippines Airlines ke Tokyo Jepang, transit di Ninoy Aquino International Airport Manila. (bersambung)