Rabu, 16 April 2025

Wisata Musim Semi di Negeri Sakura (2) – Catatan: Juwono Saroso

TERBANG 11 JAM BERSAMA PHILIPPINES AIRLINE DARI BALI – MANILA DAN TOKYO


Take off pukul 00:55 dari terminal international Ngurah Rai – Bali. Landing di Ninoy  Aquino International Airport (NAIA) - Manila pukul  04:45. Transit 3 jam sebelum lepas landas menuju  Narita  International – Tokyo.

NAIA adalah bandara utama yang melayani Metro Manila di Filipina. Letaknya di antara kota Pasay dan Paranaque, sekitar 7 kilometer selatan Manila. Bandara ini memiliki 4 terminal penumpang.


Secara umum, Terminal 1 melayani penerbangan internasional. Agak lebih tua dan lebih padat. Kemudian Terminal 2  suasananya sedikit lebih tenang.  Terminal 3 terbesar dan peling modern. Banyak pilihan makanan & tempat duduk. Dan terminal 4 untuk melayani penerbangan domestic. Lebih kecil dan fasilitasnya juga terbatas.

Philippines Airline terbang  tepat waktu. Interiornya  juga bagus dan pramugarinya ramah. Pesawat ini juga dilengkapi TV layar sentuh dengan pilihan hiburannya beragam. Film-filmnya juga menarik, termasuk film produk sineas Filipina dengan dialog bahasa Tagalog.


Sekalipun tidak paham bahasa Tagalog, cukup menghibur buat  menemani penerbangan yang memakan waktu cukup panjang.  Dari Ngurah Ray Bali sampai ke Tokyo, total  sekitar 11 jam. Termasuk waktu transit 3 jam di Manila.


Rinciannya? Dari Ngurah Rai, terbang pukul 00:55 dengan Philippine Airline  kode penerbangan PR-538.  Tiba di NAIA - Manila  pukul 04:45. Transit 3 jam, lanjut terbang  ke Narita International – Tokyo, pukul 07:40  menggunakan  maskapai yang sama  dengan kode penerbangan PR-428. Tiba pukul 12:45.

Suasana Terminal 1 NAIA pukul 04:00, tidak terlalu ramai, tapi bukan sepi total. Petugas bandara seperti  custom, security dan check-in counter sudah aktif sejak pukul 03:00. Café basic sudah mulai beroperasi meskipun pilihan menunya masih terbatas.  Sementara toko duty-free dan restoran-restoran besar belum buka.


Kita tidak sempat mencicipi  Chicken Adobo, hidangan khas Filipina yang sangat populer. Daging ayam dimasak dengan saus adobo.  Saus ini terbuat dari campuran cuka, kecap, garam, dada, bawang putih dan bawang merah.

Kita meninggalkan kota Manila yang dikenal sebagai “Permaisuri dari Timur”. Kota yang memiliki obyek wisata yang kental dengan pengaruh budaya  Spanyol, Amerika, dan Asia.


Sebut saja di antaranya;  Intramuros, kota tua yang dikelilingi tembok Spanyol. Fort Santiago, benteng Spanyol yang jadi penjara  bagi pejuang kemerdekaan Filipina. Kemudian Manola Cathedral, salah saru gereja tertua di Asia. Malananang Palace, istana presiden yang menjadi simbol kekuasaan negara. 


Mendarat di Narita - Tokyo, kita disambut anak pertama saya Viona yang belajar bahasa dan kerja part time di Jepang. Entah kenapa,  simcard XL dan Simpati gagal ketika mengisi kuota  luar negeri.Mau tidak mau, terpaksa   beli simcard Jepang.

Kemudian kita beli tiket bus dari bandara menuju  Tokyo Station. Harga tiket per orang  1500 yen. Sekitar Rp 166.500 (kurs 1 yen = 111 rupiah).  Sesampai di stasiun, kita makan siang. Menunya steak ala Jepang.


Makan di restoran ini antrinya panjang mengular ke belakang, mengikuti gambar telapan kaki di lantai. Sebelum makan, kita ke kasir untuk pesan paket yang kita inginkan dan memilih  side dish apa.


Steak ala Jepang ini dimakan sama nasi. Nasi boleh minta  sepuasnya. Atau bisa juga kita  membeli paket bersama miso sup & ice cream. Sup dan ice cream juga bisa nambah sepuasnya. Dan di Jepang, air es   gratis,  kecuali kita order minuman lain botol, kaleng atau juice.

Setelah bayar baru dapat tempat duduk. Itu pun menunggu kursi yang kosong. Karena kita ber enam, terpaksa duduk di dua tempat terpisah. Masing-masing 2 orang dan 4 orang. 


Tiap orang dapat meja teppan kecil untuk memasak daging plain tanpa rasa. Bumbunya dan aneka macam saus sudah disediakan. Tingkat kematangan dan bumbunya kita atur sendiri.  Untuk makan di sini, bisa menghabiskan sekitar 1500 sampai 2000 yen per orang. Antara 170 ribu sampai 222 ribu rupiah.   (Bersambung)