TERBANG 11 JAM BERSAMA
PHILIPPINES AIRLINE DARI BALI – MANILA DAN TOKYO
Take
off
pukul 00:55 dari terminal international Ngurah Rai – Bali. Landing di Ninoy Aquino International Airport (NAIA) - Manila
pukul 04:45. Transit 3 jam sebelum lepas
landas menuju Narita International – Tokyo.
NAIA adalah bandara utama yang melayani
Metro Manila di Filipina. Letaknya di antara kota Pasay dan Paranaque, sekitar
7 kilometer selatan Manila. Bandara ini memiliki 4 terminal penumpang.
Secara umum, Terminal 1 melayani penerbangan internasional. Agak lebih tua dan
lebih padat. Kemudian Terminal 2 suasananya sedikit lebih tenang. Terminal
3 terbesar dan peling modern. Banyak pilihan makanan & tempat duduk.
Dan terminal 4 untuk melayani
penerbangan domestic. Lebih kecil dan fasilitasnya juga terbatas.
Philippines
Airline
terbang tepat waktu. Interiornya juga bagus dan pramugarinya ramah. Pesawat
ini juga dilengkapi TV layar sentuh dengan pilihan hiburannya beragam. Film-filmnya
juga menarik, termasuk film produk sineas Filipina dengan dialog bahasa
Tagalog.
Sekalipun tidak paham bahasa Tagalog,
cukup menghibur buat menemani
penerbangan yang memakan waktu cukup panjang.
Dari Ngurah Ray Bali sampai ke Tokyo, total sekitar 11 jam. Termasuk waktu transit 3 jam
di Manila.
Rinciannya? Dari Ngurah Rai, terbang pukul 00:55 dengan Philippine Airline kode penerbangan PR-538. Tiba di NAIA - Manila pukul 04:45. Transit 3 jam, lanjut terbang ke Narita International – Tokyo, pukul 07:40 menggunakan maskapai yang sama dengan kode penerbangan PR-428. Tiba pukul 12:45.
Suasana Terminal 1 NAIA pukul 04:00,
tidak terlalu ramai, tapi bukan sepi total. Petugas bandara seperti custom,
security dan check-in counter sudah aktif sejak pukul 03:00. Café basic sudah mulai beroperasi
meskipun pilihan menunya masih terbatas.
Sementara toko duty-free dan
restoran-restoran besar belum buka.
Kita tidak sempat mencicipi Chicken
Adobo, hidangan khas Filipina yang sangat populer. Daging ayam dimasak
dengan saus adobo. Saus ini terbuat dari
campuran cuka, kecap, garam, dada, bawang putih dan bawang merah.
Kita meninggalkan kota Manila yang
dikenal sebagai “Permaisuri dari Timur”. Kota yang memiliki obyek wisata yang kental
dengan pengaruh budaya Spanyol, Amerika,
dan Asia.
Sebut saja di antaranya; Intramuros,
kota tua yang dikelilingi tembok Spanyol. Fort
Santiago, benteng Spanyol yang jadi penjara
bagi pejuang kemerdekaan Filipina. Kemudian Manola Cathedral, salah saru gereja tertua di Asia. Malananang Palace, istana presiden yang
menjadi simbol kekuasaan negara.
Mendarat di Narita - Tokyo, kita disambut
anak pertama saya Viona yang belajar bahasa dan kerja part time di Jepang. Entah kenapa,
simcard XL dan Simpati gagal ketika mengisi kuota luar negeri.Mau tidak mau, terpaksa beli simcard Jepang.
Kemudian kita beli tiket bus dari
bandara menuju Tokyo Station. Harga
tiket per orang 1500 yen. Sekitar Rp
166.500 (kurs 1 yen = 111 rupiah). Sesampai
di stasiun, kita makan siang. Menunya steak ala Jepang.
Makan di restoran ini antrinya panjang
mengular ke belakang, mengikuti gambar telapan kaki di lantai. Sebelum makan,
kita ke kasir untuk pesan paket yang kita inginkan dan memilih side
dish apa.
Steak ala Jepang ini dimakan sama nasi.
Nasi boleh minta sepuasnya. Atau bisa
juga kita membeli paket bersama miso sup
& ice cream. Sup dan ice cream juga bisa nambah sepuasnya. Dan di Jepang,
air es gratis, kecuali kita order minuman lain botol, kaleng
atau juice.
Setelah bayar baru dapat tempat duduk. Itu
pun menunggu kursi yang kosong. Karena kita ber enam, terpaksa duduk di dua
tempat terpisah. Masing-masing 2 orang dan 4 orang.
Tiap orang dapat meja teppan kecil untuk memasak daging plain tanpa rasa. Bumbunya dan aneka macam saus sudah disediakan. Tingkat kematangan dan bumbunya kita atur sendiri. Untuk makan di sini, bisa menghabiskan sekitar 1500 sampai 2000 yen per orang. Antara 170 ribu sampai 222 ribu rupiah. (Bersambung)