Jumat, 17 Oktober 2025

Menikmati Suasana Malam di Jewel Changi Singapore

RAIN VORTEX BERGANTI WARNA DARI BIRU, UNGU, HIJAU LALU MERAH MUDA


          Malam mendarat di Jewel Changi Airport Singapore.  Seperti pengalaman sebelumnya, pesona bandara paling sibuk di Asia ini tetap mengesankan.

            Saya dan istri kembali menginjakkan kaki di Singapore untuk menghadiri Graduation Ceremony putri kedua saya Cindy Octavia. Dia  berhasil menyelesaikan program sarjana Digital Marketing di  PSB Academy – Coventry University 2025. 

            Simak: Hari Bahagia di Hilton Singapore Orchard


            Suasana malam di Jewel Changi berubah jadi lautan cahaya. Lampu-lampu temaram berpadu dengan cahaya biru lembut dari Rain Vortex — air terjun indoor tertinggi di dunia — menciptakan pemandangan yang seolah diambil dari film futuristik.

            Alunan suara air yang jatuh dari ketinggian 40 meter terasa menenangkan, berpadu dengan musik latar yang lembut. Saat lampu sorot menari mengikuti ritme musik, air terjun itu berubah warna — dari biru ke ungu, hijau lalu merah muda — menciptakan efek visual yang spektakuler.


            Rain Vortex dikelilingi Shiseido Forest Valley, hutan dalam ruangan yang rimbun dengan lebih dari 2.000 pohon  dan 100 ribu tanaman hias dari berbagai penjuru dunia. Forest Valley ini menghadirkan pengalaman seperti berada di hutan tropis yang asri.

            Kita dapat menyusuri jalan setapak di antara rerimbunan dedaunan hijau. Dengan suasana alami dan daya tarik eksotis, Jewel telah menjelma menjadi  lokasi favorit. Jika ingin menikmati keajaiban air terjun dan landskap hijau dari perspektif yang berbeda, kita bisa naik Skytrain yang menghubungkan antar terminal Changi melintasi Rain Vortex dan Forest Valley.


            Saya dan istri naik eskalator ke area food court. Kita makan malam  di Food Republic Jewel Changi. Begitu melangkah masuk, aroma masakan dari berbagai penjuru Asia langsung menyapa. Wangi kaldu ramen, tumisan wok khas Tiongkok, roti prata yang baru saja dipanggang, semua bercampur menjadi simponi kuliner yang bikin perut lapar mendadak menyanyi.

            Langit-langit tinggi dengan dekorasi kayu modern bernuansa hangat. Lampu-lampu gantung redup memberikan kesan cozy, membuat tempat ini terasa lebih seperti area makan di pusat kota ketimbang di dalam bandara.


            Deretan meja kayu panjang dipenuhi orang-orang dari berbagai negara.  Ada keluarga yang sedang berbagi sepiring laksa, pasangan muda yang menyeruput bubble tea, ada juga wisatawan dengan koper di samping kursi sambil menikmati sepiring chicken rice.


            Dari jendela besar di sisi luar, cahaya Rain Vortex yang berpendar warna biru, merah muda, dan ungu terlihat jelas. Saya dan istri menikmati mananan perlahan. Sengaja menikmati setiap sendok sambil sesekali menatap Skytrain dan  air terjun raksana di luar sana.


            Suasana riuh terasa akrab, bukan bising. Denting sendok garpu, panggilan pesanan dari dapur terbuka, dan tawa ringan bercampur jadi musik latar yang menghangatkan hati. Ini bukan sekadar tempat makan dan rekreasi, tapi sebuah pengalaman kecil yang menyenangkan sebelum atau sesudah penerbangan. (by: Juwono Saroso)