RAIN VORTEX BERGANTI WARNA DARI BIRU,
UNGU, HIJAU LALU MERAH MUDA
Malam
mendarat di Jewel Changi Airport Singapore.
Seperti pengalaman sebelumnya, pesona bandara paling sibuk di Asia ini tetap
mengesankan.
Saya dan istri kembali menginjakkan kaki di Singapore untuk menghadiri Graduation Ceremony putri kedua saya Cindy Octavia. Dia berhasil menyelesaikan program sarjana Digital Marketing di PSB Academy – Coventry University 2025.
Simak: Hari Bahagia di Hilton Singapore Orchard
Suasana malam di Jewel Changi
berubah jadi lautan cahaya. Lampu-lampu temaram berpadu dengan cahaya biru
lembut dari Rain Vortex — air terjun indoor tertinggi di dunia
— menciptakan pemandangan yang seolah diambil dari film futuristik.
Alunan suara air yang jatuh dari
ketinggian 40 meter terasa menenangkan, berpadu dengan musik latar yang lembut.
Saat lampu sorot menari mengikuti ritme musik, air terjun itu berubah warna —
dari biru ke ungu, hijau lalu merah muda — menciptakan efek visual yang
spektakuler.
Rain Vortex dikelilingi Shiseido Forest Valley, hutan dalam
ruangan yang rimbun dengan lebih dari 2.000 pohon dan 100 ribu tanaman hias dari berbagai
penjuru dunia. Forest Valley ini menghadirkan pengalaman seperti berada di
hutan tropis yang asri.
Kita dapat menyusuri jalan setapak
di antara rerimbunan dedaunan hijau. Dengan suasana alami dan daya tarik
eksotis, Jewel telah menjelma menjadi
lokasi favorit. Jika ingin menikmati keajaiban air terjun dan landskap
hijau dari perspektif yang berbeda, kita bisa naik Skytrain yang menghubungkan antar terminal Changi melintasi Rain
Vortex dan Forest Valley.
Saya dan istri naik eskalator ke
area food court. Kita makan malam di Food Republic Jewel Changi. Begitu
melangkah masuk, aroma masakan dari berbagai penjuru Asia langsung menyapa.
Wangi kaldu ramen, tumisan wok khas Tiongkok, roti prata yang baru saja
dipanggang, semua bercampur menjadi simponi kuliner yang bikin perut lapar
mendadak menyanyi.
Langit-langit tinggi dengan dekorasi
kayu modern bernuansa hangat. Lampu-lampu gantung redup memberikan kesan cozy,
membuat tempat ini terasa lebih seperti area makan di pusat kota ketimbang di
dalam bandara.
Deretan meja kayu panjang dipenuhi
orang-orang dari berbagai negara. Ada
keluarga yang sedang berbagi sepiring laksa, pasangan muda yang menyeruput
bubble tea, ada juga wisatawan dengan koper di samping kursi sambil menikmati
sepiring chicken rice.
Dari jendela besar di sisi luar,
cahaya Rain Vortex yang berpendar warna biru, merah muda, dan
ungu terlihat jelas. Saya dan istri menikmati mananan perlahan. Sengaja
menikmati setiap sendok sambil sesekali menatap Skytrain dan air terjun raksana di luar
sana.
Suasana riuh terasa akrab, bukan
bising. Denting sendok garpu, panggilan pesanan dari dapur terbuka, dan tawa
ringan bercampur jadi musik latar yang menghangatkan hati. Ini bukan sekadar
tempat makan dan rekreasi, tapi sebuah pengalaman kecil yang menyenangkan sebelum atau sesudah
penerbangan. (by: Juwono Saroso)