Sabtu, 11 Oktober 2025

Hari Bahagia di Hilton Singapore Orchard


GRADUATION  CEREMONY 2025 PSB ACADEMY - COVENTRY UNIVERSITY.


          Sabtu pagi, 20 September 2025, suasana ballroom Hilton Singapore Orchard, dipenuhi manusia berbalut toga hitam dan topi persegi. Satu di antara mereka adalah Cindy Octavia, anak kedua saya.

          Hari itu, berlangsung Graduation Ceremony PSB Academy – Coventry University 2025.  Lebih dari 500 lulusan sarjana hadir bersama keluarga, sahabat, dan para dosen pembimbing.


            Sekitar 1.500 tamu memenuhi ballroom  besar Hilton yang gemerlap oleh cahaya lampu kristal dan dekorasi bernuansa biru keperakan. Di layar lebar terpampang logo dua institusi pendidikan lintas benua –menandakan kolaborasi global yang telah melahirkan para sarjana berkualitas  penuh semangat.


            Sorak kecil terdengar setiap kali nama lulusan dipanggil ke panggung. Beberapa orang menahan air mata, sebagian lain tertawa lega, melambaikan tangan ke arah keluarga di kursi penonton. Ada yang datang jauh dari Indonesia, Malaysia, China, bahkan Timur Tengah—semua menyatu dalam kebanggaan yang sama.


            Dan di antara deretan tamu hari itu, saya duduk dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Biasanya, saya berdiri di panggung utama—mengenakan atribut kebesaran rektorat—memimpin prosesi wisuda di Majapahit Tourism Academy Surabaya, kampus yang saya pimpin. Puluhan kali saya menatap wajah-wajah bahagia para sarjana, menyampaikan sambutan, dan menepuk bahu mahasiswa yang siap melangkah ke dunia kerja.


            Namun kali ini berbeda. Saya tidak berdiri di podium, melainkan duduk di antara para orangtua. Bukan sebagai pemimpin akademik, melainkan sebagai ayah yang menyaksikan anak gadisnya naik ke panggung menerima ijazahnya sendiri. Ketika namanya dipanggil, dada saya terasa bergetar. Ada kebanggaan yang sama, tapi rasanya jauh lebih dalam.


            Di ruangan megah itu, saya merasakan getaran yang sama dengan semua tamu undangan lain—campuran haru, lega, dan bahagia. Saya tidak lagi melihat toga dan medali sebagai simbol akademik semata, melainkan sebagai tanda perjalanan hidup seorang anak yang tumbuh, berjuang, dan kini siap terbang.


             Pidato dari perwakilan universitas mengingatkan kami semua: “Selamat sekali lagi kepada para lulusan kami — perjalanan kalian baru saja dimulai, dan kami tidak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya!


            Kalimat sederhana itu menyentuh hati saya. Sebagai pendidik, saya tahu betul arti sebuah awal baru; tapi sebagai orangtua, saya kini benar-benar merasakannya. Bagi para lulusan PSB Academy – Coventry University, wisuda 2025 ini bukan sekadar seremony, melainkan penanda parjalanan baru yang penuh harapan.


            Usai prosesi, suasana berganti menjadi lebih hangat. Di luar ballroom, para wisudawan berfoto dengan toga berkibar, menggenggam ijazah dengan mata yang berbinar. Saya ikut berdiri di sana, memotret anak saya yang tersenyum—dan di detik itu, semua perjalanan panjang seolah terbayar lunas.


            Saya menatap lagi ke arah panggung utama yang sudah mulai sepi. Dari sana saya belajar hal lain –bahwa menjadi orangtua di bangku penonton bisa sama mulianya dengan berdiri di panggung utama. Karena di antara sorot lampu dan toga hitam itu, saya melihat bukan hanya kesuksesan seorang  anak, tapi juga makna baru dari kebanggaan seorang ayah.***