Jumat, 02 Mei 2025

Wisata Musim Semi di Negeri Sakura (10) – Catatan: Juwono Saroso

PESONA ABADI GERBANG KAMINARI-MON  DAN KUIL SENSO-JI


Kaminari-mon, adalah gerbang berwarna merah menyala. Di tengahnya tergantung lampion raksasa seberat 700 kilogram dengan tulisan kanji "雷門" yang mencolok.

Melewati gerbang Kaminari-mon, seperti menyeberang dari Tokyo masa kini ke Jepang masa lampau. Sebuah pintu masuk  ke dimensi lain –tenggelam dalam tradisi  Jepang yang tak pernah lekang.


Di balik lampion, dua patung dewa  berdiri diam, Fujin si dewa angin, dan Raijin sang dewa petir. Mereka bukan penjaga yang menakutkan, tapi seolah berkata, “silahkan masuk, tapi tinggalkan segala keruwetan hatimu di luar.”


Para wisatawan yang terus berdatangan, tak mampu menyembunyikan kekaguman pada  gerbang yang memiliki tinggi 11,7 meter, lebar 11,4 meter dan meliputi area seluas  69,3 m2

Semua memperlambat langkah, lalu berhenti untuk berfoto dengan latar belakang  Kaminari-mon. Saya dan keluarga berada di antara kerumunan wisatawan yang berbicara dalam berbagai bahasa, tapi semuanya tanpak terhubung oleh rasa penasaran dan kagum yang sama.


Akhirnya kita sampai di depan kuil utama Senso-ji. Sebuah bangunan besar dan anggun. Atapnya melengkung seperti tangan yang membuka payung langit. Warnanya merah, emas, dan hitam berkilau tertimpa sinar matahari.


Senso-ji bukan sekadar kuil. Ia adalah potongan sejarah yang tetap hidup berdampingan dengan denyut modernitas Tokyo yang tak pernah tidur. Kuil tertua di Jepang  yang didirikan  pada tahun 628 masehi.

Di altar, saya melihat banyak wisatawan yang melempar koin lima yen, sambil menunduk dan mengucapkan permintaan atau doa dalam hati. Katanya sih bisa membawa keberuntungan.


Di dekatnya ada asap  dupa mengepul dari perapian besar. Orang-orang berdiri menghadapnya, menepukkan asap itu di kepala mereka, ke pundak, ke dada. Katanya sebagai simbol penyucian dan harapan akan kesehatan.


Ada juga yang melakukan omikuji –ramalan keberuntungan.  Caranya, melakukan guncangan kecil pada tabung kayu,  satu batang keluar dan ada gulungan kertas kecil berisikan ramalan. Anak saya Hans mencobanya tapi dia tidak memberitahukan apa isi ramalan yang didapat.  (bersambung)