BERLANGSUNG SERU
SEKALIGUS TEGANG
MENDAPAT CHALLENGE
DUPLICATE DISK
Ujian praktek selalu diganggu perasaan tegang dan cemas. Lebih-lebih jika materi yang dihadapi disertai
challenge. Itulah yang dialami oleh
mahasiswa Culinary Class B, Tristar
Institute Semarang.
Challenge ujian
akhir (final exam), Selasa (12 Juli 2023) lalu, mahasiswa diharuskan membuat duplicate
disk dari tiga hidangan yang sudah dipersiapkan oleh dosen kuliner di
kitchen praktikum. Bentuk dan nama
hidangan tersebut dirahasiakan. Masih jadi mystery.
“Mahasiswa baru tahu ketika masuk ke
kitchen. Tiga hidangan yaitu Garang Asem Ayam (Indonesia food), Soya Chicken dan Coconut Shrimp (Chinese Cuisine) sudah ditata di atas meja. Tetapi peserta ujian belum
tahu mana hidangan yang akan dibuatkan
duplikat. Harus diundi dulu,” jelas Chef
Thomas Denny, dosen kuliner Tristar Group kepada www.fooduniversity.biz.
Setelah diundi, masing-masing baru tahu mana menu yang akan dibuatkan duplikannya. Ketegangan masih menyelimuti pikiran mahasiswa. Sebab, mereka tidak punya persiapan seperti ujian-ujian sebelumnya yang sejak awal sudah tahu menu apa yang akan dikerjakan. Mereka boleh
mencicipi hidangan untuk menguji rasa dan memastikan bahan-bahan yang harus
dipakai.
“Tantangannya cukup berat. Kita harus membuat duplikat hidangan
yang kita tidak tahu persis bagai mana
proses pengolahannya. Tapi kita diperbolehkan mencicipinya,” kesan Anreas, mahasiswa Triwulan 3 Culinary
Tristar Semarang.
Beda lagi dengan kesan yang disampaikan Dieva
Ariana. Mahasiswi berhijab ini mengatakan
bahwa final exam dengan tema duplicate
disk ini sangat seru sekaligus
menegangkan. “Dari ujian ini kita semakin didorong lebih kreatif dan inovatif untuk mengembangkan skill memasak,” ungkapnya.
“Waktu kalian hanya 90 menit dimulai
dari sekarang,” tegas Chef Thomas. Mahasiswa segera mengambil bahan-bahan yang
sudah disiapkan. Saatnya mereka menunjukkan kemampuan terbaiknya. Tentu saja
mereka tidak bisa menghindar dari pressure
karena dibatasi durasi dan berusaha menghasilkan kreasi sesuai ekspektasi.
Tiga tim penilai terdiri dari Chef Thomas, Chef Alvin dan Chef Brian.
Sementara kriteria penilaian meliputi cita rasa, tekstur dan kreasi penyajian. Walaupun
temanya duplicate disk, mahasiswa tidak harus membuat
plating yang identik dengan tampilan hidangan yang dibuat oleh dosen.
“Mereka diberi kebebasan membuat plating
sesuai dengan kreativitas masing-masing. Tidak harus sama seperti yang saya
buat. Justru saya mendorong mereka untuk membuat tampilan yang berbeda sesuai
imajinasi sendiri. Tampilan hidangan harus cantik dan menarik hidangan bisa membangkitkan selera untuk
dicicipi,” terang Chef Thomas.
Hasil akhirnya? Hidangan yang
ditampilkan tidak mengecewakan. Mereka mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Nilai
yang diberikan oleh tim juri, di atas rata-rata. Jadi, tidak ada peserta ujian yang
harus remidi.
Anda juga ingin berkarir di bidang kuliner? Yuk gabung di kampus Tristar. Info penerimaan mahasiswa baru bisa hubungi Graha Tristar Jl. Raya Jemursari 244 Surabaya, WA: 0813 3035 0822, 0812 3375 2227, 0813 5786 6283 (Tutie). CP Tristar Bogor 081 117 3022 (Anggie). Tristar Pontianak, WA 0812 5687 2158, Tristar Batu (0341) 3061525, WA 0811 307 2014 **bhr/foto multymedia
#tristarinstitute #sekolahkuliner #tristarinstitutesurabaya #tristarinstitutebogor #pastryart #tristarinstitutekotabatu #tristarinstitutesemarang #tristarinstitutepontianak #sekolahchef#culinaryart #foodpreneur #kuliahsambilkerja.