Kamis, 27 Juli 2023

Golden Route Japan 7 D Dalam Catatan Juwono Saroso (5)

BERBURU SOUVENIR
DAN JAJANAN TRADISIONAL
DI KUIL FUSHIMI INARI


Cerita masih di seputar Kuil Fushimi Inari Taisha. Kuil Shinto ini adalah induk dari 40.000 kuil Inari yang tersebar di Jepang. Letaknya di kaki Gunung Inari pada ketinggian 233 meter di atas permukaan laut.

            Untuk sampai ke kuil ini, kita harus melewati lorong panjang  dimulai dari  Senbon Torii (gerbang warna orange). Torii yang jumlahnya mencapai 5 ribu, bakan ada yang milah 10 ribu itu, merupkan donasi dari berbagai  perusahaan atau perorangan sebagai persembahan kepada Dewa Inari (Dewa Kemakmuran) atas sukses usaha yang mereka tekuni.


BACA JUGA: JELAJAH LOKASI IKONIK
FILM "MEMOIRS OF A GEISHA" DI KUIL FUSHIMI INARI.....

Selain deretan Torii berwarna merah yang fantastis, yang menarik lagi banyak patung  rubah di sekitar kuil. Hewan yang satu ini dipercaya sebagai pembawa pesan Dewa Inari. Rubah dikenal sebagai hewan yang bijaksana, bersahabat dan penjaga yang setia.


Jenis patung rubah yang dimuliakan di kuil ini, ada yang warna putih, hitam, rubah perak dan rubah warna emas. Patung-patung itu tampil dengan membawa sesuatu di mulut dan ekornya. Seperti permata, padi, kunci, sake, beras merah yang biasa menjadi persembahan di kuil.

Jika sudah puas menjelajahi kuil, kita bisa  lanjut berburu souvenir. Di sekitar kuil, banyak toko souvenir yang menawarkan berbagai hiasan yang kental dengan budaya Jepang. Mulai dari kimono, kipas, payung kertas, berbagai bentuk keramik yang dihiasi lukisan motif bunga dan pohon yang mencerminkan 4 musim di Jepang. Sangat cantik.


Souvenir paling khas  yang banyak dijual adalah miniatur patung rubah yang terlihat imut menggemaskan.  Kemudian beberapa pernak-pernik juga tampil bertemakan rubah.  Souvenir ini sangat diminati wisatawan. Kemudian replika Torii dalam berbagai ukuran juga semarak menghiasi etalase di hampir semua toko.


Souvenir khas lain yang identik dengan budaya Jepang adalah Senbazuru yang artinya  seribu bangau.  Souvenir ini  merupakan kumpulan origami berbentuk bangau kertas  berwarn-warni. Origami tersebut kemudian dirangkai bersamaan dengan benang.

Legenda Jepang mempercayai bahwa siapa pun yang melipat kertas menjadi seribu bangau, maka satu permohonannya akan dikabulkan.  Misalnya memperoleh umur panjang atau sembuh dari penyakit. Bangau salah satu mahluk suci  yang dipercaya sudah hidup selama ribuan tahun. Simbol keberuntungan, umur manjang dan kesetiaan karena ketika berpasangan akan setia selama hidupnya.


            Selain toko souvenir, di sekitar kuil juga terdapat banyak pedagang makanan. Di tempat ini kita bisa mencicipi jajanan tradisional khas Jepang yang cita rasanya sangat memanjakan lidah. Saya coba camilan menyegarkan paling populer  khas Kyoto yaitu  Cucuber on a Stick (stik mentimun). Camilan ini dimakan untuk melawan cuaca panas.


            Sneck khas untuk oleh-oleh juga bisa didapat di tempat ini. Seperti Cha no Ka yang dibuat dari bahan green tea. Tampilannya trendi dan teksturnya yang renyah menjadikan Cha no Ka populer di semua kalangan. Kombinasi antara rasa pahit teh hijau dan rasa manis coklat putih sangat istimewa. (bersambung)