FE01 CULTURAL SPACE, RUANG BUDAYA UNIK PERPADUAN SENI, EKOLOGI DAN
INOVASI
Patung-patung kontemporer dan instalasi seni yang membuat orang berdecak kagum. Unik, artistik, simbolik dan tematik. Sedikit
pun tidak terlintas jika maha karya itu dibuat dari bahan-bahan bekas.
Rangkaian
patung dari bahan bekas di FE01
Cuntural Space Ulsan merupakan bagian dari konsep “K-junk Art” yang menggabungkan kesadaran lingkungan dan seni.
Tempatnya berada di jantung kota Ulsan,
kota yang terkenal dengan industri besinya. Dan nama “FE01”
terinpirasi dari simbol unsur besi “Fe”.
Di
ruang budaya ini, kita disuguhi pengalaman unik. Menikmasi maha karya berupa
patung dan instalati seni kontemporer yang dibuat dari bahan bekas, seperti
besi tua dari galangan kapal dan limbah industri. Kemudian bahan plastik, pecahan kaca, kertas dan bahan bekas
lainnya.
Ketika
menikmati keindahan patung dan instalasi seni, saya membayangkan kekuatan
imajinasi dan proses kreatif para seniman. Ini karya luar biasa yang hanya
bisa diciptakan oleh seniman yang memiliki reputasi di bidang seni daur ulang.
Karya-karya
yang dipamerkan di ruang budaya, merupakan karya seniman lokal yang berbasis di
Ulsan, serta seniman nasional dari bebagai daerah di Korea Selatan. Selain itu,
juga seniman dari berbagai negara. Seperti dari Jepang, Eropa dan Amerika yang
terkenal dengan eksplorasi seni berbasis lingkungan.
FE01
Cuntural Space juga memberikan
ruang bagi kelompok seniman muda atau penduduk lokal bekerjasama menciptakan instalasi seni. FE01 menyediakan platform untuk seniman baru
dan mahasiswa seni dari universitas di Korea Selatan. Hal itu untuk mendukung
kreativitas generasi muda sebagai bagian
dari program edukasi.
Saya betah keliling mengagumi dari satu karya ke karya seni yang lainnya. Patung burung phoenix berbahan besi tua dari galangan kapal di Ulsan. Gagah dalam posisi sedang terbang dengan sayap besarnya.
Juga ada instalasi piano “Silent Symphony” yang terbuat besi bekas dan ban mobil. Desainnya yang detail dan simbolisme menempatkan karya ini seolah-olah menghasilkan bunyi meski dalam keheningan. Saya setuju dengan ungkapan bahwa “seni adalah bahasa universal” yang dapat ditemukan di mana saja, bahkan di dalam barang-barang bekas.
Laser Show
Tour lokal di Busan yang
kita dapat dari aplikasi Klook, ditutup dengan kunjungan malam di Myeongseondo Island untuk menikmati laser show yang spektakuler.
Pertunjukan berdurasi 30 menit
menggunakan teknologi canggih yang menghasilkan efek visual 3D yang unik.
Di sana kita ikut bermandikan sinar laser berwarna warni. Proyeksi cahaya pada permukaan air dan bangunan-bangunan di sekitar, menciptakan suasana yang fantastis. Didukung efek musik dan suara yang mengiringi pertunjukan, membuat para wisatawan seakan berada di negeri dongeng. (bersambung)