Rabu, 15 Januari 2025

Catatan Juwono Saroso: Liburan Akhir Tahun 2024 di Negeri Ginseng (18)

FE01 CULTURAL SPACE, RUANG BUDAYA UNIK PERPADUAN SENI, EKOLOGI DAN INOVASI


Patung-patung kontemporer dan instalasi seni yang  membuat orang  berdecak kagum. Unik, artistik, simbolik dan tematik. Sedikit pun tidak terlintas jika maha karya itu dibuat dari bahan-bahan bekas.

Rangkaian patung dari bahan bekas di  FE01 Cuntural Space Ulsan merupakan bagian dari konsep “K-junk Art” yang menggabungkan kesadaran lingkungan dan seni. Tempatnya  berada di jantung kota Ulsan, kota yang terkenal dengan industri besinya.  Dan nama “FE01”  terinpirasi dari simbol unsur besi “Fe”.


Di ruang budaya ini, kita disuguhi pengalaman unik. Menikmasi maha karya berupa patung dan instalati seni kontemporer yang dibuat dari bahan bekas, seperti besi tua dari galangan kapal dan limbah industri. Kemudian bahan  plastik, pecahan kaca, kertas dan bahan bekas lainnya.


Ketika menikmati keindahan patung dan instalasi seni, saya membayangkan kekuatan imajinasi dan proses kreatif para seniman. Ini karya luar biasa yang hanya bisa diciptakan oleh seniman yang memiliki reputasi di bidang seni daur ulang.

Karya-karya yang dipamerkan di ruang budaya, merupakan karya seniman lokal yang berbasis di Ulsan, serta seniman nasional dari bebagai daerah di Korea Selatan. Selain itu, juga seniman dari berbagai negara. Seperti dari Jepang, Eropa dan Amerika yang terkenal dengan eksplorasi seni berbasis lingkungan.


FE01 Cuntural Space juga memberikan ruang bagi kelompok seniman muda atau penduduk lokal  bekerjasama menciptakan instalasi seni.  FE01 menyediakan platform untuk seniman baru dan mahasiswa seni dari universitas di Korea Selatan. Hal itu untuk mendukung kreativitas generasi muda  sebagai bagian dari program edukasi.

Saya betah keliling  mengagumi dari satu karya ke karya seni yang lainnya. Patung burung phoenix  berbahan besi tua dari galangan kapal di Ulsan. Gagah dalam posisi sedang  terbang dengan sayap besarnya.  



Juga ada instalasi piano  Silent Symphony” yang terbuat  besi bekas dan ban mobil.  Desainnya yang detail dan simbolisme menempatkan karya ini seolah-olah menghasilkan bunyi meski dalam keheningan. Saya setuju dengan  ungkapan bahwa “seni adalah bahasa universal”  yang dapat ditemukan di mana saja, bahkan di dalam barang-barang bekas.

Laser Show


            Tour lokal  di Busan yang kita dapat dari aplikasi Klook, ditutup dengan kunjungan malam di Myeongseondo Island untuk menikmati laser show yang  spektakuler.  Pertunjukan berdurasi  30 menit menggunakan teknologi canggih yang menghasilkan efek visual 3D yang unik.


            Di sana kita ikut bermandikan sinar laser berwarna warni. Proyeksi cahaya pada permukaan air dan bangunan-bangunan di sekitar, menciptakan suasana yang fantastis. Didukung  efek musik dan suara yang mengiringi pertunjukan,  membuat para wisatawan  seakan  berada di negeri dongeng.  (bersambung)