Kamis, 22 November 2018

16 Finalis Miss Culinary 2018 Belajar Teknik Dekorasi


Jelly Flower Pudding dan Latte Art

Mahasiswi Tristar Culinary Institut, membimbing finalis Miss Culinary cara membuat hiasan bunga mawar
ENAM BELAS finalis Miss Culinary 2018 menjalani karantina selama dua hari di Novotel  Samator Jalan Kedungbaruk Surabaya. Hari pertama, mereka mendapat dua pembekalan. Masing-masing tentang public speaking dari dosen Fikom UK Petra Surabaya dan pengenalan dekorasi kuliner dari Tristar Culinary Institute.

Acara yang digelar Kamis (22 November 2018) di Oxsygen Room, Lt. 3 itu berlangung meriah. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti acara demi acara. Suasana kemudian berubah menjadi riuh ketika sesi Jelly Flower Pudding Decoration dimulai. Fitri Pastry Chef Tristar Culinary Institute didampingi beberapa mahasiswa, memberi pengarahan.
Presiden Direktur Tristar Culinary Institute ikut menyaksikan para finalis

Acara yang juga disaksikan oleh Presiden Direktur Tristar Culinary Institute, Ir. Juwono Sarono, MM, MM.Par itu merupakan pengalaman baru bagi para finalis. Mereka diedukasi bagaimana mempercantik tampilan pudding dengan hiasan bunga mawar. Teknik pembuatan bunga mawar yang terlihat sangat sederhana itu, ketika dipraktikkan  ternyata cukup sulit.

Dua finalis Miss Culinary 2018, Jennifer Goldie (21), mahasiswi Fak. Hukum Unair Surabaya dan  Salsabila Ghina Anoraga (21), mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitar Brawijaya Malang mengaku sangat terkesan dan merasa beruntung mendapat pembekalan luar biasa itu.

Berikut testimoni mereka disajikan dengan gaya bertutur:

Jennifer Goldie

Saya mengucapkan terimakasi kepada Tristar yang sudah menyelenggarakan acara ini. Sebenarnya saya sudah lama tahu dan mengenal sekolah kuliner Tristar karena saya memang berdomisili di Surabaya.

Jennifer Goldie
Dulu sebenarnya saya ingin mengikuti kursus, atau program belajar satu tahun. Tapi   beberapa tahun belakangan, stigma banyak orang, terutama  orangtua belum sama ya. Begitu juga dengan ibu saya. Waktu itu, saya sering melihat iklan, kalau gak salah seminggu sekali di Jawa Pos. Menawarkan bermacam-macam materi kursus kuliner.

Saya bilang sama ibu waktu itu. Saya mau dong daftar di Tristar. Apa kata ibu saya waktu mendengar keinginan saya tadi?  Ibu saya bilang:  alaaaa, ngapain ikut kursus, kalau pengen bisa masak, belajar sama saya aja. Gitu lho jawaban ibu saya.

Tadi kakak-kakak (maksudnya mahasiswa Tristar) mengajarkan bagaimana menghiar kue, juga mengenalkan cara menyajikan kopi yang menarik dan tentu saja nikmat. Aku jadi tahu bahwa masak tidak sekedar bisa masak saja,  tapi harus dipelajari secara benar.

Saya sekarang dadi tau kalau ada kue yang harganya jadi mahal, itu karena penyajiannya mengandung unsur seni. Tadi, ada teman yang bisa bikin hiasan mawar yang bagus dan rapi. Itu memang salah satu kemampuan menciptakan unsur seninya.  Ke depannya, saya juga berkeinginan untuk mengikuti salah satu materi kursus di Tristar.  

Jelly Plower Pudding Decoration  hasil karya Miss Culinary
Salsabila Ghina Anoraga

Hari ini, kita mendapat materi baru dan pengalaman baru, menghias kue. Awalnya saya berpikir, kok ada  puding di dalam puding. Ini bagaimana?  Iya, bagaimana, kok bisa? Mungkin karena  saya biasanya pegang jarum suntik, jadi terdengar agak aneh.

Pengenalan teknik penyajian Latte Art
Eh ternyata menghias kue itu ada teknik-tekniknya yang tidak mudah dilakukan. Butuh ketekunan dan keseriusan untuk dipelajari.

Dan sekarang saya baru tahu kalau harga kue dan kopi itu bisa mahal karena memang dalam proses pembuatan dan penyajiannya membutuhkan keahlian dan teknik yang rumit. Alatnya juga mahal. /ami