Pemilihan Miss Culinary Jawa Pos 2018 sudah berlalu. Para pemenangnya sudah dinobatkan pada malam final 24 November di PTC Surabaya. Tapi, sebagian finalis mengaku terkesan pada Tristar Culinary Institute. Kesan itu melekat setelah mereka menjalani karantina di Novotel Samator (22-23/11) lalu. Ingin tahu?
Riris Dwiyanti Maharani
Tristar: “Kereeeen Abis”
“Coba sebut satu kata untuk Tristar” Tanpa ragu, gadis 17 tahun asal Lamongan yang masih duduk di bangku kelas 3 SMU itu langsung menjawab. “Keren”. Dia tidak tidak hanya mengucapkan kata keren, tetapi juga disertai acungan dua jempol.
“Saya baru tahu bahwa mahasiswa sekolah kuliner itu bisa dikirim ke luar negeri. Itu keren. Baru tahu juga bahwa lulusan sekolah kuninet itu bisa kerja di kapal pesiar. Keren kan? Baru tahu juga bahwa peluang bisnis kuliner itu juga keren,” lanjut gadis cantik yang punya koleksi piala satu lemari khusus dari lomba fashion show yang diikuti sejak masih SD.
Kata keren itu juga diucapkan ketika tahu bahwa penyajian kuliner tidak saja berfokus pada rasanya yang lezat. Tapi butuh juga tampilan yang cantik, menarik sehingga menggugah selera. “Makanan lezat dengan tampilan memikat itu kereeeen abis,” pungkasnya.
Erra Fazhira |
Erra Fazhira
Harus Jadi Istri Yang Pandai Memasak
Cebbing Sumenep 2016 ini, mengaku terkesan dengan Tristar Culinary Institute. Sebelumnya, dia tidak pernah membayangkan bahwa bidang kuliner sudah menjadi sebuah industri dan memiliki jalur pendidikan yang mendidik dan menghasilkan tenaga profesional.
“Sebelumnya saya tidak pernah tahu. Ya baru sekarang ini, setelah mendapat pembekalan tentang kuliner dari Tristar. Barusan kita diajari cara menghias puding dengan teknik jarum suntik. Mungkin ini tahapan paling bawah, bikin puding di dalam puding.,” ungkap Erra usai acara Jelly Art Pudding di Oxygen Room Novotel Samator Surabaya.
Ketika pihak Tristar berencana membuka kelas khusus untuk para finalis Miss Culinary Jawa Pos 2018 pada pertengahan bulan Desember mendatang, finalis Sunsilk Hijab Hunt 2016 itu mengaku ingin ikut jika tidak terbentur dengan kegiatan lain.
“Boleh juga tuh. Sebagai perempuan harus jadi istri yang tidak hanya bisa tampil cantik, tetapi harus bisa menjadi ibu yang pandai memasak makanan yang sehat dan enak buat keluarga,” kata gadis kelahiran Probolinggo 1 Oktober 1998 itu.
Astrina Nurwenda |
Astrina Nurwinda Sari
Bisa Jadi Peluang Bisnis
Saya sudah tahu lama tentang Tristar. Karena dulu ada teman saya yang sering ikut kursus. Tapi waktu itu saya belum tahu dalamnya, maksud saya gak tahu banyak tentang apa saja yang diajarkan. Nah, baru sekarang ini saya paham,” kata Astrina.
Dua kali pembekalan yang dilakukan oleh Tristar membuat Astrina mengerti tentang pastry dan kuliner. Setidaknya, dia jadi tahu bahwa kuliner itu bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan dan tidak ada habis-habisnya. Tertarik untuk belajar?
“Saya tidak tahu kedepannya nanti. Tapi saya mulai tertarik setelah sedikit tahu tentang kuliner. Mungkin saya akan belajar siapa tahu nantinya bisa dijadikan peluang bisnis. Yak kan? Ini kan soal makanan yang selalu dibutuhkan orang. Gak ada habis-habisnya,” ungkapnya. /ami