Rabu, 05 Desember 2018

Daniyah Fahmi Baswedan dan Syafira Hapsari Oktavina

Daniyah dan Fira 
SETELAH LULUS KULIAH, LANGSUNG BUKA USAHA

Dua gadis belia ini, Daniyah Fahmi Baswedan dan Syafira Hapsari Oktavina sama-sama memilih program D1 Pastry di Tristar Culinary Institute. Mereka juga punya cita-cita yang sama. Setelah lulus, langsung buka usaha. 
Ditemui di kampus Tristar Kaliwaron Surabaya, Rabu (5/12) yang lalu. Di tengah kesibukan mengerjakan tugas praktek, Daniyah Fahmi Baswedan yang akrab disapa Nia itu mengungkapkan asal mula dia memilih kuliah di Tristar.
Daniyah Fahmi Baswedan
“Saya tahu tentang Tristar itu lewat saudara saya yang pernah jadi mahasiswa di sini. Temannya Abi (ayah) punya anak juga bercerita tentang Tristar. Jadi saya tahunya dari mereka. Kebetulan Umi (mama) menyuruh saya sekolah pastry. Kata Umi, keterampilan itu bisa dipakai terus ke depannya,” tutur gadis berhidung mancung asal Pekalongan itu.

Daniyah yang tadinya bingung mau kuliah di mana, akhirnya membulatkan pilihan kuliah di Tristar. Keputusan untuk masuk Tristar itu dirasa paling tepat. Dan, ketika menjalani kuliah, dia merasa sangat cocok dan makin mencintai dunia pastry.

“Di Tristar kita mendapat pelajaran dan praktek secara detail. Kita dibimbing dengan cara yang profesional. Jika salah, langsung diberi penjelasan dan ditunjukkan cara yang benar. Proses belajarnya jadi enak dan kita cepat bisa,” terangnya.

Rencana setelah menyelesaikan D1 Pastry di Tristar? “Saya akan bikin usaha sendiri. Fokus di bidang pastry saja,” tegasnya meyakinkan.
Syafira Hapsari Oktavina 
Bagaimana dengan Syafira Hapsari Oktavina? Gadis lulusan SMK Negeri 6 Surabaya itu juga sudah mengatur rencana. Setelah lulus nanti dia akan buka usaha sendiri. “Di SMK saya ambil jurusan pastry. Sekarang saya perdalam lagi di Tristar. Memang dari dulu saya punya keinginan untuk buka usaha. Feelnya lebih ke pastry dari pada ke culinary,” ungkap dara berkaca mata itu.

Gadis yang akrab disapa Fira itu mengungkapkan bahwa dia lebih memilih pastry dari pada kuliner. “Kalau memasak banyak orang bisa, hanya saja lebih percaya diri ke tingkat seasoningnya (bumbu). Nah, kalau pastry, resep bisa sama tetapi beda tangan pasti beda hasilnya. Pastry membutuhkan ketekunan dan kesabaran,” kata Fira berteori.



Di Tristar, lanjut Fira, materi yang diberikan lebih banyak dibanding di tempat lain. Di tempat lain mungkin lebih banyak teori dari pada praktek. Materi pelajaran tentang pastry di tiap triwulannya juga selalu di update. “Itulah sebabnya saya memilih Tristar,” tegasnya. /bahar