Jumat, 14 Desember 2018

Wedding Cake Decoration



Karya Mahasiswa Tristar Kaliwaron Surabaya

Kue pernikahan bukan sekedar penghias pesta saja, tetapi bisa dimaknai sebagai simbol. Seperti desain kue bertingkat dengan ornamen indah karya mahasiswa pastry Tristar cabang Kaliwaron Surabaya berikut ini.Ada 16 mahasiswa yang menjalani praktek triwulan akhir dekorasi kue pernikahan (Wedding Cake Decoration). Mereka dibagi dalam lima kelompok. Hanya diberi waktu tiga hari untuk menyelesaikannya. Jumat, 14 Desember 2018 lalu, lima kue pernikahan itu rampung dengan hasil yang memuaskan.



“Ini pekerjaan paling cepat. Hanya butuh tiga hari. Biasanya, untuk prakter seperti ini, saya kasi waktu empat hari pada mahasiswa. Kalian terbukti sudah mampu menjalin kerjasama yang baik. Hasil karyanya juga bagus,” ungkap dosen pastry, chef Fitri Syntiawedi SE.



Lima karya bertema Wedding Cake Decoration itu dipajang di atas meja untuk diberi arahan. Para mahasiswa mendengarkan secara seksama apa yang diungkapkan oleh chef Fitri. “Semua karya ini tidak ada yang jelek. Semua oke. Saya hanya menyodorkan tema dan kalian sudah bisa mengeksekusi dengan baik,” pujinya.



Chef Fitri kemudian memberi sedikit catatan tentang kerapian. Untuk sebuah karya yang indah dengan kerapian yang sempurna, hanya bisa dihasilkan dengan cara banyak berlatih. “Nanti di rumah masing-masing, kalian harus terus berlatih. Pakai buttercream atau pakai white margarine. Tangan kalau dilatih terus akan jadi lebih terbiasa. Kalau tidak dilatih, tangan pasti kaku,” sarannya.



Semua materi dan praktek sudah mereka lalui. Ke depan, mereka akan menempuh ujian akhir berupa studi kasus dan praktek individu. Pelaksanaannya dijadwalkan dari tanggal 18 sampai tanggal 20 Desember.

Ujian studi kasus berupa sesi tanya jawab mengenai problematika yg muncul saat membuat aneka produk pastry. Misalnya, ketika membuat cake. Saat dioven mengembang tetapi bagian atasnya retak. Ketika dikeluarkan jadi kempes dan cekung. Semua itu pasti ada penyebabnya. Faktor apa saja yg perlu diperhatikan agar tidak terjadi hal seperti itu.



Harapannya agar mahasiswa tidak hanya sekedar bisa membuat, tapi juga mengerti faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan, tahu penyebab dan bisa memberi solusi jika terjadi kendala atau masalah saat membuat produk.

“Ilmu tentang baking dan pastry ini, sama dengan ketika kita belajar ilmu kimia. Hasilnya tidak akan pernah menghianati proses. Ketika hasilnya kurang bagus, pasti ada sesuatu hal yang keliru dalam proses,” ungkapnya. /bahar