Selasa, 09 Mei 2023

Eksplorasi Destinasi Negeri Ginseng (10-penutup)


BUKCHON HANOK,
PEDESAAN CANTIK
DI TENGAH MODERNISASI
KAWASAN PERKOTAAN


Sejumlah  kota besar di Korea Selatan berhias bangunan  megah dan modern. Tapi ada tempat yang seakan tidak tersentuh dari segala modernisasi. Tempat itu bernama Bukchon Hanok Village.


 Desa ini terletak di kawasan perkotaan. Tepatnya di antara Istana Gyeongbokgung dan kuil Jongmyo Royal Chrine. Di Bukchon Hanok Village menawarkan pemandangan khas pedesaan kuno Korea yang  terdapat sekitar  900 rumah tradisional peninggalan era Dinasti Joseon (1392-1897).


Deretan rumah dengan arsitektur yang unik itu sangat indah. Berada di atas bukit dengan lorong-lorong sempit di jalan yang menanjak dan menurun. Dari pedesaan yang cantik itu,  kita bisa melihat pemandangan kota yang yang megah dengan gedung-gedung  pencakar langit di pusat kota Seoul.


Fasilitas di desa ini cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Mulai dari café dan  restoran mewah, wisma tamu yang nyaman, galeri seni dan butik kelas atas. Destinasi wisata ini merupakan kawasan dilarang bising karena rumah-rumah tradisional masih berpenghuni.


Menyusuri kawasan tidak dipungut biaya alias gratis. Bebas menyusuri lorong-lorong dan mengambil foto sesuka hati tetapi tidak boleh berisik. Kita melihat banyak peringatan “be quiet” yang dipajang di sudut gang  atau ditempel di pindu rumah penduduk.


Seperti tulisan “Please be Quiet and Considerate!”  yang disertai ilustrasi karikatur yang meletakkan jari telunjuk di bibir. Di pintu rumah ditempeli tulisan “Silent Please!”.  Atau tulisan “This is a Residential Area. Please Talk Quietly” dan masih banyak tulisan peringatan lainnya.


Justru itulah keunikan ketika berwisata di Bukchon Hanok. Kita menyusuri lokasi dalam satu rombongan, bersenang-senang tetapi harus silent. Mengekspresikan kemeriahan dengan  berbisik, gak boleh berisik. Kita bisa bercanda dan tertawa, tetapi tanpa suara. Seperti adegan di film bisu.


Walau banyak tulisan peringatan agar bising, ada saja rombongan yang tidak patuh. Mereka kelihatan heboh bangat, tertawa keras dan  berteriak-teriak memanggil temannya. Entah turis dari mana dan  mereka bicara dengan bahasa yang saya tidak paham. **