BUKCHON HANOK,
PEDESAAN CANTIK
DI TENGAH MODERNISASI
KAWASAN PERKOTAAN
Sejumlah kota besar di Korea Selatan berhias bangunan megah dan modern. Tapi ada tempat yang seakan
tidak tersentuh dari segala modernisasi. Tempat itu bernama Bukchon Hanok Village.
Desa
ini terletak di kawasan perkotaan. Tepatnya di antara Istana Gyeongbokgung dan kuil Jongmyo Royal Chrine. Di Bukchon Hanok Village menawarkan
pemandangan khas pedesaan kuno Korea yang
terdapat sekitar 900 rumah
tradisional peninggalan era Dinasti Joseon (1392-1897).
Deretan rumah dengan arsitektur yang
unik itu sangat indah. Berada di atas bukit dengan lorong-lorong sempit di jalan
yang menanjak dan menurun. Dari pedesaan yang cantik itu, kita bisa melihat pemandangan kota yang yang
megah dengan gedung-gedung pencakar
langit di pusat kota Seoul.
Fasilitas di desa ini cukup lengkap
untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Mulai dari café dan restoran mewah, wisma tamu yang nyaman, galeri
seni dan butik kelas atas. Destinasi wisata ini merupakan kawasan dilarang
bising karena rumah-rumah tradisional masih berpenghuni.
Menyusuri kawasan tidak dipungut biaya
alias gratis. Bebas menyusuri lorong-lorong dan mengambil foto sesuka hati
tetapi tidak boleh berisik. Kita melihat banyak peringatan “be quiet”
yang dipajang di sudut gang atau
ditempel di pindu rumah penduduk.
Seperti tulisan “Please be Quiet and Considerate!” yang disertai ilustrasi karikatur yang
meletakkan jari telunjuk di bibir. Di pintu rumah ditempeli tulisan “Silent Please!”. Atau tulisan “This is
a Residential
Area. Please Talk Quietly” dan masih banyak tulisan
peringatan lainnya.
Justru itulah keunikan ketika berwisata
di Bukchon Hanok. Kita menyusuri lokasi dalam satu rombongan, bersenang-senang
tetapi harus silent. Mengekspresikan
kemeriahan dengan berbisik, gak boleh
berisik. Kita bisa bercanda dan tertawa, tetapi tanpa suara. Seperti adegan di film
bisu.
Walau banyak tulisan peringatan agar bising, ada saja rombongan yang tidak patuh. Mereka kelihatan heboh bangat, tertawa keras dan berteriak-teriak memanggil temannya. Entah turis dari mana dan mereka bicara dengan bahasa yang saya tidak paham. **