Minggu, 08 Maret 2020

Mahasiswa Pastry Akpar Majapahit


BELAJAR FOOD PACKAGING
UNTUK PERKUAT BRAND
DAN PERSAINGAN MARKETING

Brand dan packaging (kemasan) sangat penting untuk marketing. Sebagus apa pun kualitas makanan yang dipasarkan, akan sulit bersaing. Demikian juga sebaliknya.


Karena itulah,  mahasiswa  Akpar Majapahit (Tristar Culinary Institute Group), selain   mampu membuat  makanan,  mereka  juga  dibekali keterampilan  mendesain kemasan  serta logo  brand yang komersial.  


Kamis (20/2/2020) lalu, 20 mahasiswa pastry (kelas siang), mempresentasikan  karya yang dikerjakan secara kelompok di depan  dosen pengajar Packaging,  Luthfi Alwi ST. Mereka mengulas mulai dari pemilihan brand, warna dan bentuk kemasan. 


Kata kuncinya adalah “menarik”.   Seperti  kemasan The Brownie Bakery hasil kreasi  Eka Wahyu Wildani Putri, Fanny Angelia dan Sekar Novianti.  Terkesan sangat dinamis. Baik dalam warna, bentuk kemasan dan logo brand. Ditambah tagline “Choco Brownie with Strawberry Yogurt Filling”.


Daya tarik  kemasan  Kedai Mie Titi terkesan milenial. Rahadin Pambudi dan Dhinar Ramadhiar merancang box  dengan struktur yang mudah ditata dan bervolume tepat dengan porsi yang disajikan.


Bentuk kemasan  Ochi Fichi (ikan dan kentang goreng), karya  Miranda Theofilia E, Gaby Valentina dan Michelle Angela Jocelyn juga lumayan menarik.  Demikian juga  karya  Chusnul Chotimah, Karizha Sefatin dan Onivia Putri Wijaya. Mereka mengusung produk Satay Pisang dengan brand  Guedanggg.


Tommy Juanda, Nathania Lesmana dan Aurellia Jocelyn merancang kemasan dengan nama  Monkey King. Produk yang ditawarkan berupa pisang bakar.  Warna kemasan dominan kuling ditambah keterangan rasa seperti original, cheese dan chocolate.


Kreasi kemasan dan logo  yang dipresentasikan oleh mahasiswa dinilai cukup menarik. Kecuali  kemasan Pisang Ijo Duo Sinyo.  Logo sangat menarik tetapi karena memakai kemasan yang sudah jadi berupa toples plastik transparan. Bukan hasil rancangan sendiri.


“Pisang Ijo Duo Sinyo tidak recommended karena kemasan yang ditampilkan barang sudah jadi. Bukan karya sendiri,” jelas Luthfi Alwi ST. ** bahar