STATE LIBRARY VICTORIA
RUANG PUBLIC UNTUK
EDUKASI DAN REKREASI
Menyabut kata ‘perpustakaan’ yang terlintas adalah: tempat yang membosankan,
ruang sunyi dengan meja kursi dan
rak-rak buku. Kesan itu hilang saat
mengunjungi State Liberary of Victoria.
Ini perpustakaan
tertua dan perpustakaan gratis pertama
di dunia. Bibuka tahun 1856 dengan mana Melbourne
Public Liberary. Bangunan
berartitektur Eropa itu berada di Swanston
Street, tepat di depan Melbourne
Central. Dari kejauhan, terlihat megah dan istimewa di antara gedung modern
pencakar langit di sekitarnya.
State Library of Victoria ini selain
fungsi utamanya sebagai tempat edukasi dengan koleksi buku yang lengkap, juga didesikasikan sebagai ruang public yang
multifungsi. Tempat rekreasi, duduk santai atau rebahan di rerumputan hijau di taman
sambil membaca buku. Di sana juga banyak café kecil yang menyediakan kopi dan
makanan ringan.
Pada
saat-saat tertentu, ada banyak kegiatan reguler yang menarik. Seperti pameran, tur
gratis berkeliling museum yang dipandu dan lain-lain. Untuk mengetahui jadwalnya bisa dilihat di laman
resmi State Library of Victoria.
Di
sekeliling taman, terdapat banyak patung dan monument. Di antaranya Architectural
Fragment karya seniman patung Petrus Spronk. Sebuah monument yang menggambarkan
perpustakaan kuno yang lenyap ditelan bumi.
Berada
di lingkungan perpustakaan ini, sangat menyenangkan. Terusterang, dalam benak sempat
terlitas angan-angan; “Kapan ya
Indonesia punya perpustakaan yang multifungsi seperti ini?”
Setelah
mengunjungi perpustakaan, kita jalan menuju Piccolina Gelateria, toko gelato yang terletak di kawasan Smith
Street, Collingwood, VIC 3066
Australia. Tokonya berukuran kecil.
Tidak sebesar populatas sebagai tempat produksi gelato paling enak di Australia. Semua rasa yang ditawarkan dibuat secara tradisional khas
Italia dan dari bahan berkualitas.
Keistimewaan
lain gelato di Piccolina Gelateria,
semua diproduksi menggunakan bahan yang
bebas kandungan gluten dan gelatin serta sorbet. Sehingga ramah buat kesehatan
dan juga untuk kaum vegan.
Saya membeli sekaligus 2 scoop gelato rasa favorit, pistacchio. Yuda dan Hendrik memilih rasa yang berbeda. Kami menikmati kelezatan gelato sambil jalan menyusuri kawasan yang di kiri kanan jalan banyak café dan restoran. (bersambung)