DARI SOUTH WHARF
LANJUD JAJAL PEKERJAAN
DOORDASH DRIVER
South
Wharf
adalah destinasi ritel dan kuliner paling ikonik. Terletak di tepian Sungai Yarra. Kawasan pejalan kaki yang
didesain cantik menjadi spot foto yang sering memaksa langkah kaki harus terhenti.
Kawasan pejalan kaki di South Wharf Promenade, terdapat lebih dari 15 restoran, café dan bar
dengan exterior & interior modern. Sebagian besar terletak di gedung kargo abad
ke-19 yang telah dipugar menjadi sangat indah.
Setiap sudut pandang di sepanjang sisi
sungai Yarra, menghadirkan pemandangan yang menakjubkan. Sayangnya kita
hanya menjelajahi kawasan ini pada siang
hari. Pada malam hari, suasana makin
memukau dihiasi sorot lampu warna warni.
Melbourne
Converntion and Axhibition Centre (MCEC), terdiri dari tiga bangunan yang berdekatan. Luas total 70.000 meter persegi. MCEC dikenal
dengan nama “Jeff’s Shed”, diambil dari nama
Perdana Menteri Victoria, Jeff Kennett.
Di South
Wharf terdapat DFO (Direct Factory Outlet), pusat ritel brand terbaik dunia. Antara lain Armani Outlet, Coach, Tommy Hilfiger dan Michael Kors, serta koleksi eksklusif outlet pakaian olahraga seperti Nike, Adidas, Puma. Di
sini terdapat lebih dari 180 outlet. Kemudian ada Homemaker Hub yang
letaknya bersebelahan, terdapat 12 toko dengan format besar.
Barang-barang
branded di sini harganya lebih murah karena semua outlet memberi banyak diskon. Kita
sempat mengunjungi beberapa outlet di DFO. Tidak belanja, tapi hanya sekedar
mampir saja. Kita harus segera
meninggalkan kawasan Wouth Wharf, melanjutkan perjalanan ke tempat lain.
Kami berempat, saya, Hendrik, Yuda dan Bryan (alumni Tristar Institute Surabaya yang sedang study lanjut di Melbourne) berangkat ke rumah Pendeta Ivan di Oak Park. Kita dipinjami mobil untuk mencoba pekerjaan aplikasi DoorDash, seperti Go Food atau GrabFood seperti pernah saya ceritakan sebelumnya.
BACA: Kunjungan Bisnis & Wisata ke Australia (3) DI BALIK RENCANA BUKA TRISTAR INSTITUTE DI AUSTRALIA
Kenapa kita mencoba pekerjaan ini? Karena dari
pekerjaan ini dapat penghasilan, tidak terikat waktu, bisa ditekuni di sela-sela pekerjaan utama. Kita
ingin buktikan secara langsung, apakah benar seperti yang diceritakan banyak
orang.
Mobil kita bawa
ke tempat kos. Kita masak dan makan terlebih dahulu. Biar tidak beli
makana di luar yang harganya pasti
mahal. Di tempat kos kita tanya-tanya pada
teman kos yang sudah menekuni pekerjaan DoorDash.
Pengalaman
mereka, paling sering nge tem di city center dan banyak orderan
yang masuk. Tapi mereka menggunakan sepeda listrik (e bike).
Lebih lincah, tidak sulit tempat parkir. Nah, kita pakai mobil dan juga belum paham
situasi lalu lintas. Jadi kita putuskan
untuk nge tem di pusat kuliner pinggir kota.
Di pusat kuliner pinggir kota, kita on-kan aplikasi DoorDash. Waktunya sudah agak malam. Sudah lewat jam makan. Di sana kita nge tem selama 2 jam. Kita dapat 4 orderan. Dengan suka cita, kita nyetir bergantian mengantar orderan. Ini pengalaman yang cukup mengesankan. ***