DI BALIK RENCANA
BUKA TRISTAR INSTITUTE
DI AUSTRALIA
Di Emporium Mall Melbourne!
Ketemu Pak
Ivan Sitompul.
Beliau seorang pendeta dan sudah lama menetap di Australia. Kita ngobrol tentang
beberapa rencana ke depan.
Rencana ke depan, antara lain membuka jalan untuk alumni Tristar Institute Group yang ingin melanjutkan study sambil kerja legal di Australia. Kemudian buka usaha kuliner dan mendirikan Tristar
Culinary Institute di Australia.
Sekarang ini, baru empat alumni Tristar Surabaya yang study sambil
bekerja di Australia. Bryan di Melbourne dan tiga lainnya di Sydney yaitu Meily,
Jojo dan Sun Sun. Nah, kita ingin lebih banyak alumni Tristar yang
mengikuti jejak mereka.
Untuk mendapatkan visa Australia, tidak
mudah. Sangat ketat dan banyak persyaratannya. Pak Ivan memberi banyak masukan.
Bahkan setelah berhasil mengurus visa, kita perlu beberapa persiapan lain. Seperti
menguasai bahasa Inggris yang baik. Kemudian memilih tempat tinggal. Mau kos
atau tinggal di apartemen dengan harga yang bervariasi.
Tempat kos di city center (tengah
kota), kamarnya kecil dan mahal. Atau pilih di suburb (pinggiran kota), lebih besar dan lebih murah. Konsekwensinya,
setiap hari kita harus bisa bangun lebih pagi karena naik kendaraan umum ke
kota memakan waktu 1 sampai 1,5 jam.
Lalu bagaimana mensiasati biaya makan yang cukup mahal? Di Australia,
harga makan yang sederhana saja, per porsi bisa 15 sampai 30 AUD. Kalau
dirupiahkan sekitar 150-an sampai 302
ribu rupiah. Bahkan bisa lebih mahal lagi. Ini tentu sangat memberatkan.
Solusinya? Pak Ivan menyarankan masak sendiri. Bisa makan murah, kenyang dan bergizi. Apalagi bisa sharing dengan teman sesama perantau di tempat kos, bisa jauh lebih irit lagi.
Soal peluang kerja? Salah satu yang bisa
dijadikan alternatif adalah doordash Food Delivery. Sebuah platform
pemesanan makanan daring dan pengiriman makanan. Seperti Go Food atau Shopee Food. Platform ini bermarkas di San Francisco, California, Amerika Serikat.
Pekerjaan ini sangat fleksibel. Bisa menggunakan
mobil, sepeda motor, sepeda listrik (e bike) atau sepeda pancal. Dikerjakan di
sela-sela kesibukan lain. Tidak mengganggu pekerjaan utama. Kita bebas menentukan
kapan aplikasi di-on-kan atau di-off-kan.
Format yang tersusun dalam pikiran saya, jika banyak alumni Tristar yang lanjut study dan bekerja di Australia, langkah berikutnya membuka usaha kuliner. Kalau kuliner berhasil dan berkembang, saya akan buka Tristar Culinary Institute di Australia.
Untuk mewujudkan bukan perkara mudah. Tapi sebesar apa pun rintangannya, cita-cita harus diperjuangkan. (bersambung)