NARASUMBER PELATIHAN
KESIAPAN USAHA PENGINAPAN
ERA NEW NORMAL DI PAMEKASAN
Dosen sekaligus Kaprodi D3 Perhotelan Akademi Pariwisata Majapahit Surabaya, R. Paulus W. Soetrisno, M.Par, tampil sebagai narasumber pada Pelatihan Manajemen Homestay/Hotel “Kesiapan Usaha Penginapan di Era New Normal”.
Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pamekasan itu, diikuti 40 peserta. Para pengelola penginapan dan hotel di Kab. Pamekasan Madura itu, mengikuti pendalaman materi selama tiga hari (3 s/d 5 Agustus 2020) di Hotel Front One. Kemudian dilanjut dengan studi lapangan di hotel wisata Camplong.
Sebelum mendedikasikan diri di dunia pendidikan, R. Paulus lama berkarir di perhotelan. Selain itu, sejak tahun 2013 hingga sekarang, pria kelahiran NTT itu, diangkat sebagai Asesor Kompetensi Housekeeping oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
Tentang kesiapan pelaku usaha penginapan menghadapi era new normal, menurut Paulus, memang cukup berat. Tetapi tidak boleh menyerah. Masih banyak yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan di era new normal.
“Hal utama yang wajib dilakukan adalah menerapkan dengan sungguh-sungguh protokol kesehatan. Hal itu untuk memberi rasa aman kepada tamu hotel. Ketika dilakukan studi lapangan, rata-rata pengelola homestay dan hotel di Pamekasan sudah menerapkan protokol kesehatan. Hanya ada satu-dua yang masih perlu pembenahan,” ungkap Paulus.
Hal lain yang juga juga harus dipersiapkan oleh pengelola perhotelan, adalah meningkatkan kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) agar menjadi tenaga kerja yang kreatif dan memiliki daya inovatif yang tinggi. Dengan memiliki SDM yang bagus, manajemen bisa melakukan langkah produktif untuk mendatangkan in come.
“Usaha manajemen dalam miningkatkan revenue tiap departemen sangat dibutuhkan. Contohnya dari departemen kitchen bisa mengirim salah satu chefnya untuk mengajar memasak sehingga bisa menambah pemasukan hotel tersebut. Atau pelatihan memasak virtual untuk masyarakat umum. Ini kalau dikelola dengan baik bisa menghasilkan uang. Intinya harus kreatif dan inovatif,” tegas Paulus.
Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Resroran Indonesia) Madura, Bambang Setiady, dalam “Laporan Pendamping Pasca Pelatihan New Normal” berharap agar pemerintah daerah, lewat Dinas Pariwisata, bisa secara rutin menyelenggaran pelatihan untuk memajukan industri pariwisata dan perhotelan di Pamekasan.
“Pelatihan yang lebih khusus lagi sesuai departemen yang ada di perhotelan. Misalnya, pelatihan housekeeping, Front Office, F&B Service dan lain-lain. Sehingga karyawan memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing,” ungkap Bambang.
Apa yang disampaikan Ketua PHRI Madura tadi juga menjadi harapan Paulus. Sebagai dosen Akademi Pariwisata (Akpar) Majapahit dan Asesor Kompetensi Housekeeping, sangat mendukung.
“Senoga apa yang disampaikan Pak Bambang itu, menjadi atensi pemerintah daerah. Bukan hanya di Pamekasan, tapi juga di kabupaten lain yang ada di Madura,” harap Paulus. **bhr