Sabtu, 02 Agustus 2025

Aura Glamor MACAU Yang Memukau (2)

PESONA SENADO SQUARE dan RUINS OF ST. PAUL’S


Di Historic Center of Macau (Pusat Sejarah Macau) terdapat lebih dari dua puluh bangunan bersejarah. Pada 15 Juli  2005 kawasan ini resmi ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Pusat Sejarah Macau tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur bangunan kuno gaya Eropa. Kawasan ini juga menjadi saksi sejarah panjang interaksi antara budaya Tiongkok  dengan Portugis.


Macau merupakan koloni Eropa tertua di Tiongkok sejak abad ke-16. Baru pada tahun 1999, pemerintah Portugis menyerahkan kedaulatan terhadap Macau kepada Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Kini Macau merupakan  Daerah Administrasif Khusus Tiongkok.


Di Macau, kita bisa menyusuri keunikan lorong-lorong sempit  bergaya Eropa. Deretan bangunan bernuansa semi klasik yang  indah  dengan warna-warni dan ukiran oriental Macau. Perpaduan  estetika, budaya, dan arsitektur dari Timur dan Barat.


Salah satu ikon populer di Historic Centre of Macau adalah Senado Square (Largo do Senado). Sebuah alun-alun yang memiliki luas sekitar 3.700 meter persegi. Dikelilingi bangunan dengan fasade bergaya neoklasik khas Portugis dengan jendela besar dan warna pastel yang cantik.


Ciri khas Senado Square adalah lantai berpola mozaik hitam putih yang disusun bergelombang seperti ombak. Atmosfernya membuat kita serasa berada di kota tua Eropa. Pengunjung betah berlama-lama dan berfoto karena sangat instagramable.


Dari Senado Square kita bisa berjalan kaki menanjak menapaki 68 anak tangga batu sekitar lima menit menuju situs bersejarah  Ruins of St. Paul’s. Sebuah fasade megah yang berdiri sendiri, sisa reruntuhan Gereja St. Paul’s  yang dibangun pada abad ke-17. Karena terjadi kebakaran,  yang tersisa hanya fasade bagian depan.

Fasade yang kini menjadi salah satu ikon bersejarah di Macau ini, tak pernah kehilangan daya tarik. Menariknya? Di bagian atasnya ada patung Yesus, lalu ada lambang merpati, dan ukiran naga Cina yang bersanding dengan  ornament Katolik.


Kombinasi gaya arsitektur Eropa dan Tiongkok ini, mencerminkan betapa uniknya Macau sebagai tempat pertemuan dua budaya besar dunia. Banyak pengunjung  yang terpikat bukan hanya oleh keindahan visualnya, tapi juga oleh harmoni  dan simbol yang menyimpan ribuan cerita.


Meskipun yang tampak dari luar hanya fasade, pengunjung bisa bergerak sedikit  ke arena belakang yang kini menjadi situs reruntuhan. Di belakang terdapat ruang bawah tanah kecil dan museum arkeologi yang menampilkan sisa-sisa artefak gereja dan makam lama.


Ruins of St. Paul’s memang tidak utuh lagi. Tapi justru di situlan letak daya tariknya. Tetap berdiri, gagah dan anggun, seakan berkata: “Aku pernah ada. Aku pernah berjaya. Dan aku masih berarti”. (bersambung)