PERPADUA YANG UNIK DUANITAS; ANTARA JEJAK MASA LAMPAU DAN
MODERNITAS MASA DEPAN
Macau
adalah “Las Vegas-nya Asia”. Kota ini
memang memukau dengan lampu-lampu gemerlap dan deretan hotel - kasino mewah
yang menjulang di The Cotai Strip.
Nah,
apakah Macau hanya soal meja judi dan mesin slot? Jelas tidak. Di balik aura
glamor dengan status Special
Administrative Region, kota ini bagaikan mozaik. Pesona sejarah masa
lampau, mengkristal indah dengan gemerlap modernitas masa depan.
Pesona
sejarah masa lampau ditandai oleh puluhan Situs Warisan Dunia UNISCO yang terawat dengan
baik. Sementara gemerlap modernitas masa depan diwarnai oleh gedung-gedung
pencakar langit yang menyebar di berbagai tempat. Di Macau, kita menikmati
duanitas yang memukau, tentang masa lalu dan masa depan.
Tanggal 29
Juni 2025 lalu, saya ditemani kakak saya
Eka dan putrinya, Grace Jessica terbang ke Macau. Kita naik Scoot Airline. Berangkat pukul 19:35 dari Juanda Surabaya, tiba di
Changi International Airport - Singapore pukul 22:55. Penerbangan memakan waktu 2 jam 20 menit.
Di Changi,
sebelum terbang menuju Macau, kita
menunggu hampir 15 jam. Kemudian ganti pesawat. Awalnya dari Surabaya ke
Singapore, naik Scoot TR-267. Untuk penerbangan selanjutnya, dari Singapore ke
Macau International Airport, naik Scoot
TR-904.
Jadi, kita
terbang keesokan harinya, 30 Juni 2025, pukul 13:50. Jarak tempuh menghabiskan
waktu 4 jam. Pesawat landing di Macau International Airport pukul 17:50 waktu
setempat.
Dari bandara, kita dijemput family yang tinggal di
Macau. Selama di Macau, kita menginap di
apartemen tua yang beralamat di Rua
Almirante Sergio, No. 18, Edf Fok Heng Lau, 1 Ander B, Macau.
Apartemen
tersebut milik kakak papa saya, Pek Khe Hwa (almarhum). Beliau menikah dengan Wong
Sok Heng (almarhumah), seorang dokter umum yang praktik di Macau. Pasangan asal
Indonesia ini pindah ke Macau tahun 1960-an. Sampai akhir hayat, mereka tidak memiliki anak.
Sarana
tranportasi utama di Macau adalah bus kota. Tarifnya sangat murah. Untuk sampai
ke apartemen, rute dalam kota Macau, hanya 3 pataca (mata uang Macau). Kurs 1
pataca kurang lebih 2035 rupiah. Kurs dolar Hongkong sedikit lebih tinggi. 1
dolar Hongkong sekitar 2100 rupiah.
Uniknya,
dolar Hongkong diterima di Macau. Sebaliknya, mata uang pataca tidak berlaku di
Hongkong. Jadi selama di Macau kita pakai credit card Visa/Master. Itu kalau
toko/pedagang menerima pembayaran pakai card. Jika tidak, kita harus bayar cash
menggunakan dolar Hongkong.
Nah,
usahakan jika membayar pakai dolar Hongkong, kembaliannya sebisa mungkin
memakai dolar Hongkong. Tapi ada sebagian pedagang mengembalikan pakai pataca. Kenapa?
Kalau kita lanjut jalan-jalan ke Hongkong, pataca tidak berlaku di sana. Ketika balik ke Indonesia, juga tidak bisa ditukar karena pedagang valas tidak melayani jual beli mata uang pataca. Eman-eman kan? (bersambung)