Jumat, 08 Agustus 2025

MACAU Kota Judi Dengan Julukan: “Las Vegas of Asia” (2)


SEHARI DI THE VENETIAN; MENJELAJAHI “KOTA” DI DALAM KOTA


Ada momen kecil yang sulit dilupakan. Sebuah kanal buatan, dan gondola berlayar perlahan di tengah bangunan bergaya Eropa. Tapi ini bukan di Venesia. Ini di Cotai Strip, Macau. Di dalam The Venetian.

Saya menyusuri bagian Grand Canal Choppes. Sebuah jalur belanja yang didesain menyerupai jalan-jalan sempit di Venesia. Ada lebih dari 350 toko yang menyediakan merek-merek mewah. Diantaranya Gucci, Cartier, Prada dan lain-lain bersampingan dengan gerai souvenir khas Macau.


Yang paling ikonik tentu saja gondola ride. Para gondolier lengkap dengan kostum bergaris dan topi khasnya, mendayung sambil menyanyikan lagu-lagu Italia. Ini mungkin terdengar turistik, dan memang demikian, tapi di sinilah letak daya tarik The Venetian—membuat mimpi kecil menjadi kenyataan, walau hanya beberapa menit.


The Venetian Macau bukan sekadar hotel. Selain tempat casino terbesar di dunia,  di sini juga menerapkan one stop entertainment. Mulai dari hotel bintang 5, pusat perbelanjaan, waterpark, sampai ruangan konser yang bisa menampung ribuan orang.

Luasnya hampir tidak masuk akal. Sekitar 35.000 meter persegi hanya untuk arena permainan. Lantai demi lantai dipenuhi deretan masin slot, meja blackjack, baccarat, poker, roulette.  Suaranya  bersahutan dalam irama yang hanya dimengerti oleh para pencari keberuntungan. 


 

Begitu masuk, pengunjung langsung disambut oleh interior bergaya renaisans. Pilar-pilar kokoh dan tinggi, patung-patung marmer, dan kubah-kubah megah. Langit-langit yang dicat menyerupai langit senja, membuat waktu terasa melambat. Siang dan malam menjadi konsep yang tak lagi relevan ketika kita berada di dalam The Venetian.


Jantung dari The Venetian adalah casino.  Ketika  masuk lewat salah satu dari banyak pintunya, kita disambut oleh lautan mesin slot yang memancarkan lampu warna-warni. Lantai karpet tebal yang meredam suara langkah kaki, tapi tidak bisa meredam suara ketukan chip, tepuk tangan sesaat,  dan desahan napas menanti hasil kartu.


 Bagi yang bukan penjudi, pengalaman ini lebih sebagai pengamat budaya. Menyaksikan para penjudi dari berbagai  negara, larut dalam dunia permainan yang membuat waktu seolah berhenti. Satu hal yang menarik, tidak ada jam di dinding, tidak ada jendela. Pencahayaan selalu “senja cerah” seolah The Venetian ingin kita lupa waktu. Sebuah trik psikologis yang halus tapi efektif.

Yang tak kalah menarik, The Venetian juga menjadi pusat hiburan dan acara kelas internasional. Cotai Arena, yang berada di dalam kompleks ini, rutin menjadi tempat konser artis dunia dan pertandingan olahraga internasional, termasuk tinju dan basket.


Restorannya pun bervariasi. Dari buffet internasional di Bambu, dim sum autentik, hingga restoran fine dining bergaya Italia. Dan karena ini Macau, pengaruh Portugis juga terasa—egg tart hangat, roti lapis bacalhau, dan kopi ala Lisbon pun mudah ditemukan.


Pilihan makanan di area food court di Grand Canal Shoppe cukup beragam mulai dari Chinese food, Japanese food, Indian food, Portuguese Food, dll namun secara overall harganya cukup pricey jika dirupiahin sekitar IDR 50-70ribuan per porsi rata-ratanya namun porsinya cukup besar.


            The Venetian Macau adalah panggung raksasa  tempat dimana fantasi arsitektur, perjudian, hiburan, dan belanja  digabungkan dalam satu tempat. Meskipun dunia nyata ada di luar tembok, sesekali tidak ada salahnya tersesat dalam dunia yang dibangun dari mimpi dan gemerlap cahaya. (bersambung).