Senin, 25 Agustus 2025

Kenangan Berwisata ke Kuching - Serawak, Malaysia (1)

PANORAMA ROMANTIS DETIK-DETIK KOTA BERGANTI WAJAH DI KUCHING WATERFRONT


Kenangan saat liburan sekolah bulan Juni 2018 lalu. Kami sekeluarga berjumlah 11 orang, jalan-jalan ke Kuching – Sarawak, Malaysia. Perjalanan wisata ini menyisakan cerita tersendiri.

Saya Juwono bersama istri, Evie, dan tiga anak, Fiona, Cindy, dan Hans. Lalu, kakak saya, Eka dan dua anaknya Grace & Kevin. Kemudian papa dan mama tercinta,  Pramono Judarto dan  Sriwulan Edijati (almarhuma), serta papa mertua Hartono Alim Yuwono (almarhum).


Kuching adalah ibu kota Sarawak, sebuah negara bagian di Malaysia yang terletak di pantai Barat Laut pulau Kalimanta. Banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu di antaranya adalah Kuching Waterfront.


Kuching Waterfront di Sarawak, bisa dibilang jantungnya kota Kuching. Sebuah esplanade sepanjang kurang lebih satu kilometer yang membentang di tepi Sungai Sarawak. Tempat ini jadi wajah paling hidup dari kota yang memang terkenal dengan suasana santai, penuh warisan budaya, dan sentuhan kolonial.


Begitu melangkah ke waterfront, suasana langsung terasa berbeda. Jalannya rapi, berpaving  dengan deretan lampu antik bergaya klasik yang cantik. Pepohonan rindang dan taman kecil menambah teduh, membuat banyak orang  terlihat betah nongkrong dan  berjalan sepanjang hari.


Yang paling seru, suasana di sini selalu terasa hidup. Sore hingga malam biasanya paling ramai. Matahari terbenam, langit Kuching berubah warna, jingga, ungu, dan sedikit semburat merah. Para pengunjung sibuk mengabadikan panorama  romantis detik-detik  kota berganti wajah.


Bagi pengunjung yang suka kuliner kaki lima, di kawasan waterfront tersedia aneka makanan khas. Kita bisa memilih aneka kuliner dengan harga yang tidak bikin domper menjerit.  Mulai dari sate, mie, hingga minuman segar khas Sarawak. 


Beli camilan, disantai sambil jalan-jalan  menikmati keindahan suasana waterfront. Memandang  landmark megah gedung  Dewan Undangan Negeri Sarawak dengan arsitektur unik berbentuk payung raksasa. Kemudian Darul Hana Bridge yang melingkar seperti huruf S dengan tiang yang menjulang. Siluet keduany tampak ikonik di seberang sana.


Bisa dibilang, Kuching Waterfront bukan sekadar tempat singgah, melainkan ruang publik yang menyatu dengan alam—seperti ruang tamu besar di mana semua orang berkumpul. Dari sinilah perjalanan menjelajah Kuching sering dimulai. (bersambung)