Sabtu, 23 Agustus 2025

Jalan-jalan ke “Kota Pencakar Langit” Hong Kong (5)

        MENGINTIP  PESONA HONG KONG DARI  JENDELA  KABIN BIANGLALA



Dari wahana Hong Kong Observation Wheel kita bisa menikmati dua wajah  Hong Kong sekaligus; modernitas Central dengan gedung-gedung megah, dan Kowloon yang padat penuh cerita.

Bianglala raksasa setinggi 60 meter ini terletak di  Central Harbourfront, Central, Hong Kong. Memiliki 42 gondala, termasuk satu gondola VIP dengan jok kulit dan lantai kaca bening. Semua gondola dilengkapi dengan AC dan sistem komunikasi.


Dari luar, roda putih besar ini tampak mencolok berdiri di Central Harbourfront, tak jauh dari gedung-gedung pencakar langit yang menjulang. Di siang hari, ia seperti ornamen modern yang manis; tapi saat malam datang, lampu-lampunya menyala lembut, membuatnya tampak seperti perhiasan berkilau di tepi Victoria Harbour.


Begitu masuk ke dalam kabin ber-AC, rasanya seperti punya ruang pribadi kecil untuk melihat kota dari sudut berbeda. Roda berputar perlahan, tak terburu-buru, memberi kesempatan mata untuk menelusuri horizon Hong Kong yang begitu padat.

Di satu sisi, gedung-gedung tinggi Central berdiri megah dengan kaca berkilau memantulkan cahaya matahari. Di sisi lain, terbentang perairan Victoria Harbour dengan kapal ferry dan tongkang yang mondar-mandir, seakan sibuk dengan urusan mereka masing-masing.


Ada momen kecil yang menyenangkan ketika bianglala mencapai puncak putaran. Dari ketinggian, kita bisa melihat dua wajah Hong Kong sekaligus. Modernitas Central dengan gedung-gedung megah, dan di seberang sana—Kowloon—yang padat dan penuh cerita. Rasanya seperti sedang mengintip rahasia kota, diam-diam, dari jendela kabin.


Yang membuat pengalaman ini berbeda adalah ritmenya. Di luar, Hong Kong selalu bergerak cepat: orang berlari mengejar MTR, klakson taksi, antrean panjang di restoran populer. Tapi di dalam Observation Wheel, semua itu melambat. Kita punya waktu  menarik napas dalam, dan membiarkan pikiran melayang.


Sore menjelang malam adalah waktu terbaik. Saat matahari turun perlahan di balik gedung-gedung tinggi, langit berubah jingga, lalu ungu, sebelum akhirnya gelap. Dan ketika roda berputar, kita seakan naik ke dalam bingkai penuh cahaya—Victoria Harbour berkilau, gedung-gedung menyala, dan angin laut yang membawa aroma asin tipis.


Hong Kong Observation Wheel mungkin hanyalah wahana wisata, tapi putarannya seperti memberi nasehat agar kita tidak larut dalam euforia ketika berada di atas. Dan, jangan pula berkecil hati saat berada di bawah. Karena roda terus bergerak, dan setiap putaran selalu memberi sudut pandang baru.


Dan ketika melangkah turun, kembali menjejak tanah di tepi Victoria Harbour, kita  merasa lebih ringan. Seolah-olah kota yang sibuk ini baru saja mengajarkan sesuatu lewat sebuah roda besar yang diam-diam menyimpan filosofi kehidupan. (bersambung)