CERITA MISTIS DI BALIK KEMEGAHAN GEREJA KATOLIK ST. DOMINIC’S
CHURCH
Ketika menyusuri jalan kecil yang
menghubungkan Senado Square dengan Ruins of St. Paul’s, ada bangunan bergaya
baroque. Itulah gereja Katolik St. Dominic’s
Church.
Gereja berwarna kuning cerah yang
kontras dengan jendela hijau tua, berdiri berdampingan dengan rumah-rumah
Tionghoa kuno. Ada semacam harmoni yang muncul
saat melihat dua budaya besar hidup berdampingan di kawasan kecil kota Macau.
St. Dominic’s Church salah satu
gereja Katolik tertua di Macau dan di seluruh kawasan Asia Timur. Dibangun pada
tahun 1587 itu dibangun oleh tiga imam Dominikan asal Spanyol. Gereja ini bukan hanya cantik
di luar, tapi juga penuh cerita di dalam.
Interior gereja ini tidak semewah
katedral Eropa, tapi justru itulah pesonanya. Langit-langit tinggi dari kayu,
altar berlapis emas, dan patung-patung kudus berdiri dalam keheningan yang
khusyuk. Udara di dalam terasa adem, menenangkan, jauh dari hiruk-pikuk di luar.
Yang paling menarik perhatian adalah
altar utama yang dihiasi patung Santo Dominikus dan pernik keemasan. Dari arah
samping, terdengar pelan alunan doa dalam bahasa Portugis—menguatkan kesan
bahwa tempat ini masih hidup, bukan sekadar monumen mati masa lalu.
Di balik ketenangan gereja ini,
tersimpan cerita sejarah yang cukup kelam. Konon, pada abad ke-17, seorang
pendeta Dominikan dibunuh di altar gereja ini karena konflik politik gereja
dengan otoritas setempat. Darahnya terciprat di lantai kapel, yang kemudian
menjadi bagian dari kisah mistis yang menyelimuti tempat ini hingga sekarang.
Kini, sebagian bangunan di lantai atas
difungsikan sebagai Museum Seni Sakral, menampilkan artefak
keagamaan kuno seperti lukisan, patung, dan dokumen bersejarah. Koleksi di sini
memberi gambaran bagaimana Katolik berkembang di Asia dengan latar budaya
Tionghoa yang sangat berbeda.
St. Dominic’s Church mungkin bukan
tempat yang membuat banyak orang terpana karena kemegahannya. Tapi jika kita meluangkan waktu sejenak untuk benar-benar
hadir di dalamnya, kita akan merasakan sesuatu yang sangan berharga, Apa itu?
Perasaan damai, dan sekelebat pengertian bahwa sejarah bukan hanya tentang peristiwa, tapi juga tentang suasana yang ditinggalkannya. Dan di tengah kota yang terus berubah, St. Dominic’s Church tetap berdiri, tenang dan setia, menjaga cerita lama agar tak pernah punah. (bersambung)