Minggu, 22 Oktober 2023

Catatan Perjalanan Bisnis Juwono Saroso ke Jepang (1)

SAMPEL KULIT LEMON
DAN NANAS KUPAS
TERPAKSA ANTAR SENDIRI


Perjalanan bisnis ke Jepang ini berkaitan dengan rencana kerjasama  Tristar Institute Group dengan perusahaan spesialisasi olahan buah-buahan, Umehara Company Japan.

          Pada bulan Juni 2023 lalu, tim  Umehara melakukan  survei berkaitan rencana mendirikan pabrik di Jawa Timur. Meninjau kebun buah di Kota Wisata Batu, Blitar dan Tulungagung. Tim ini juga meninjau  lahan untuk lokasi pabrik di kawasan Jombang Jawa Timur.


Sebelum mendirikan pabrik, Umehara berencana membuka toko oleh-oleh di Bali, Jakarta dan  Surabaya untuk memperkenalkan produk mereka di Indonesia.  Pendirian pabrik dan toko oleh-oleh dipending dulu.


“Umehara berubah langkah. Mereka  sangat berhati-hati dalam mengembangkan bisnisnya. Harus melakukan kajian yang lebih mendalam lagi. Sekarang mereka  akan mencoba buah-buahan dari Indonesia untuk diolah di pabrik mereka. Ingin membandingkan dengan bahan baku yang selama ini mereka pakai,” ungkap Presdir Tristar Institute Group, ir. Juwono Saroso, MM., M.MPar.


Untuk itu, lanjut Juwono,  pihak Umehara minta dikirim sampel kulit buah lemon dan buah nanas yang sudah dikupas dari Indonesia. Untuk  buah nanas, tidak ada masalah karena yang mereka minta sesuai dengan yang ada di Indonesia.

“Tapi untuk kulit jeruk lemon, mereka minta yang masak di pohon. Kulitnya kuning saat dipetik dari pohon tanpa tambahan bahan kimia. Padahal, umumnya di Indonesia, untuk mempersingkat waktu panen, lemon warna hijau sudah dipetik. Dengan tambahan zat tertentu, buah hijau itu berubah jadi kuning,” terang Juwono.


Untuk memenuhi permintaan Umehara, harus mendatangi beberapa kebun buah untuk request buah lenon matang di pohon. Bagi pemilik kebon, menunggu lemon kuning di pohon berarti waktu panennya akan lebih lama dan harga pun menjadi lebih mahal.

“Awalnya, sampel yang diminta Umehara akan kita kirim. Tapi karena buah lemon dan nanas sudah setengah diproses, maka pengirimannya harus dalam keadaan beku. Di Indonesia agak sulit mencari perusahaan yang bisa kirim sampel dalam keadaan beku. Kalau pun ada, ongkosnya sangat mahal,” jelasnya.


Bagaimana  jalan keluarnya?  Harus dibawa langsung ke Jepang.  Dipacking dalam styrofoam plus dray ice agar kebekuannya  bisa bertahan  sekitar   24 jam lebih. Langkah betikutnya, hunting tiket yang durasinya tercepat. Ini juga butuh biaya lebih mahal.

“Masalah teratasi. Kita  dapat tiket yang total durasinya 13 jam sudah mendarat di Narita Airport, termasuk  waktu untuk transit di Singapura dan Taiwan. Sementara aman dan terkendali,”  kata  Juwono. (bersambung)