SAMPEL KULIT LEMON
DAN NANAS KUPAS
TERPAKSA ANTAR SENDIRI
Perjalanan bisnis ke Jepang ini
berkaitan dengan rencana kerjasama Tristar Institute Group dengan perusahaan
spesialisasi olahan buah-buahan, Umehara
Company Japan.
Pada bulan Juni 2023 lalu, tim Umehara melakukan survei berkaitan rencana mendirikan pabrik di
Jawa Timur. Meninjau kebun buah di Kota Wisata Batu, Blitar dan Tulungagung. Tim
ini juga meninjau lahan untuk lokasi
pabrik di kawasan Jombang Jawa Timur.
Sebelum mendirikan pabrik, Umehara
berencana membuka toko oleh-oleh di Bali, Jakarta dan Surabaya untuk memperkenalkan produk mereka di
Indonesia. Pendirian pabrik dan toko
oleh-oleh dipending dulu.
“Umehara berubah langkah. Mereka sangat berhati-hati dalam mengembangkan
bisnisnya. Harus melakukan kajian yang lebih mendalam lagi. Sekarang mereka akan mencoba buah-buahan dari Indonesia untuk
diolah di pabrik mereka. Ingin membandingkan dengan bahan baku yang selama ini
mereka pakai,” ungkap Presdir Tristar
Institute Group, ir. Juwono Saroso,
MM., M.MPar.
Untuk itu, lanjut Juwono, pihak Umehara minta dikirim sampel kulit buah
lemon dan buah nanas yang sudah dikupas dari Indonesia. Untuk buah nanas, tidak
ada masalah karena yang mereka minta sesuai dengan yang ada di Indonesia.
“Tapi untuk kulit jeruk lemon, mereka
minta yang masak di pohon. Kulitnya kuning saat dipetik dari pohon tanpa
tambahan bahan kimia. Padahal, umumnya di Indonesia, untuk mempersingkat waktu
panen, lemon warna hijau sudah dipetik. Dengan tambahan zat tertentu, buah
hijau itu berubah jadi kuning,” terang Juwono.
Untuk memenuhi permintaan Umehara, harus
mendatangi beberapa kebun buah untuk request buah lenon matang di pohon. Bagi
pemilik kebon, menunggu lemon kuning di pohon berarti waktu panennya akan lebih
lama dan harga pun menjadi lebih mahal.
“Awalnya, sampel yang diminta Umehara
akan kita kirim. Tapi karena buah lemon dan nanas sudah setengah diproses, maka
pengirimannya harus dalam keadaan beku. Di Indonesia agak sulit mencari
perusahaan yang bisa kirim sampel dalam keadaan beku. Kalau pun ada, ongkosnya
sangat mahal,” jelasnya.
Bagaimana jalan keluarnya? Harus dibawa langsung ke Jepang. Dipacking dalam styrofoam plus dray ice agar kebekuannya bisa bertahan sekitar
24 jam lebih. Langkah betikutnya, hunting tiket yang durasinya tercepat.
Ini juga butuh biaya lebih mahal.
“Masalah teratasi. Kita dapat tiket yang total durasinya 13 jam sudah mendarat di Narita Airport, termasuk waktu untuk transit di Singapura dan Taiwan. Sementara aman dan terkendali,” kata Juwono. (bersambung)