Selasa, 31 Oktober 2023

Shinjuku Tokyo Dalam Catatan Juwono Saroso (6)

EXPLORE KAWASAN
NAKAMISE STREET
& PESONA KUIL SENSO-JI


Senin siang (23/Okt/23) saya mengunjungi Asakusa. Kota dengan perpaduan destinasi kuno dan modern. Explore kawasan Nakamise Street dekat kuil Senso-ji, tempat toko kerajinan tradisional, PK5, wahana dan café.

Untuk pergi ke Asakusa,  saya harus naik kereta dari stasiun Shinjuku. Karena perjalanan beda perfektur (daerah), kita harus beli tiket. Kartu Suica hanya berlaku untuk transportasi umum di dalam kota saja.


Dari stasiun Shinjuku, saya buka google map untuk  mengetahui rute perjalanan kereta menuju Asakusa. Naik kereta apa, jadwal keberangkatan, keterangan line, gerbong yang mana dan nomor tempat duduknya.  Semua tertera lengkap.

Saya harus ke stasiun Ginza lebih dahulu. Dari sini ganti kereta lagi untuk menuju Asakusa. Pergantian line kereta itu jaraknya cukup jauh dan ditempuh dengan jalan kaki. Melewati banyak vending machine yang menjual minuman dan roti.


Untuk menghemat waktu dan uang, kita beli saja makanan di situ. Harganya  sangat terjangkau dan makanannya berkualitas, rasanya juga enak-enak. Jadi, kita tidak perlu mampir makan di restoran atau mini marker yang banyak terdapat di dalam stasiun.

Dalam hari saya berpikir, mungkin ini salah satu rahasia orang Jepang tetap sehat walau porsi makannya banyak. Mereka sering jalan kaki menempuh jarak yang jauh dalam aktivitas sehari-hari.


Asakusa kian memesona.  Ini kali kedua saya mengunjungi kota yang selalu ramai dikunjungi turis dari beragai negara. Mengagumi pesona kuil Senso-ji dengan gerbang Kaminari-mon yang ditandai dengan  lentera merah seberat 700 kilogram. Saya  menyusuri lorong Nakamise Street yang dipenuhi toko, café, restoran dan pedagang K5 khas Jepang.


Selera untuk mencoba beberapa makanan khas Jepang, tidak terbendungi. Apalagi ketika melihat visualisasi makanan berupa  replika yang terbuat dari bahan resin, lilin, clay, tertata apik di etalase resto dan café.

Di Asakusa saya  membeli dua buah koper  dengan kualitas yang bagus. Satu ukuran besar dan satunya agak kecil. Harganya tiap ukuran sama. Hanya  6600¥ . Kalau di Sogo Surabaya, yang kecil harganya 2 jutaan rupiah dan yang besar  bisa 3 jutaan.


Setelah puas keliling, saya sempat berpikir untuk menyimpan koper ke hotel sebih dahulu. Tapi karena  sudah jam 4 menjelang sore, saya putuskan untuk langsung menajutkan perjalanan ke Oarai untuk bertemu dengan teman SMA yang sudah 4 tahun menetap di sana. (bersambung)