EXPLORE KAWASAN
NAKAMISE STREET
& PESONA KUIL SENSO-JI
Senin siang (23/Okt/23) saya mengunjungi
Asakusa. Kota dengan perpaduan destinasi kuno dan modern. Explore kawasan
Nakamise Street dekat kuil Senso-ji, tempat toko kerajinan tradisional, PK5, wahana
dan café.
Untuk pergi ke Asakusa, saya harus naik kereta dari stasiun Shinjuku.
Karena perjalanan beda perfektur (daerah), kita harus beli tiket. Kartu Suica hanya
berlaku untuk transportasi umum di dalam kota saja.
Dari stasiun Shinjuku, saya buka google map untuk mengetahui rute perjalanan kereta menuju Asakusa. Naik kereta apa, jadwal keberangkatan, keterangan line, gerbong yang mana dan nomor tempat duduknya. Semua tertera lengkap.
Saya harus ke stasiun Ginza lebih
dahulu. Dari sini ganti kereta lagi untuk menuju Asakusa. Pergantian line
kereta itu jaraknya cukup jauh dan ditempuh dengan jalan kaki. Melewati banyak vending machine yang menjual minuman dan roti.
Untuk menghemat waktu dan uang, kita
beli saja makanan di situ. Harganya sangat
terjangkau dan makanannya berkualitas, rasanya juga enak-enak. Jadi, kita tidak
perlu mampir makan di restoran atau mini marker yang banyak terdapat di dalam
stasiun.
Dalam hari saya berpikir, mungkin ini
salah satu rahasia orang Jepang tetap sehat walau porsi makannya banyak. Mereka
sering jalan kaki menempuh jarak yang jauh dalam aktivitas sehari-hari.
Asakusa kian memesona. Ini kali kedua saya mengunjungi kota yang
selalu ramai dikunjungi turis dari beragai negara. Mengagumi pesona kuil
Senso-ji dengan gerbang Kaminari-mon yang ditandai dengan lentera merah seberat 700 kilogram. Saya menyusuri lorong Nakamise Street yang
dipenuhi toko, café, restoran dan pedagang K5 khas Jepang.
Selera untuk mencoba beberapa makanan
khas Jepang, tidak terbendungi. Apalagi ketika melihat visualisasi makanan berupa
replika yang terbuat dari bahan resin,
lilin, clay, tertata apik di etalase resto dan café.
Di Asakusa saya membeli dua buah koper dengan kualitas yang bagus. Satu ukuran besar
dan satunya agak kecil. Harganya tiap ukuran sama. Hanya 6600¥ . Kalau di Sogo Surabaya, yang kecil
harganya 2 jutaan rupiah dan yang besar
bisa 3 jutaan.
Setelah puas keliling, saya sempat berpikir untuk menyimpan koper ke hotel sebih dahulu. Tapi karena sudah jam 4 menjelang sore, saya putuskan untuk langsung menajutkan perjalanan ke Oarai untuk bertemu dengan teman SMA yang sudah 4 tahun menetap di sana. (bersambung)