Selasa, 31 Oktober 2023

Shinjuku Tokyo Dalam Catatan Juwono Saroso (5)


NARSIS PAKAI KIMONO,
DAN KETEMU WARTEG JAWA
“MONGGO MORO”


Minggu pagi (22/Okt/23), saya jalan-jalan di sekitar hotel. Menikmati suasana pagi di awal musim gugur. Dedaunan masih berwarna hijau. Cuacanya sejuk.

Langkahku terhenti di Shinjuku Gyoen Park. Taman nasional  terbesar dan paling indah di Tokyo. Luasnya sekitar 144 hektar. Di dalamnya menghadirkan nuansa dan keindahan pemandangan yang spektakuler. 


Taman ini memanjakan pengunjung dengan suasana taman  bergaya Jepang yang tenang, desain taman khas tradisional Negeri Sakura. Di bagian lain, ada taman bergaya Barat.  Taman Inggris dengan hamparan rumput hijau dengan bunga berwarna warni. Taman  bergaya Prancis dengan bunga-bunga cantik, ada juga taman bergaya khas Belanda yang dihiasi kincir angin, danau dan perahu kecil.


Saya harus menahan diri untuk tidak masuk ke dalam taman. Hanya foto-foto di luar  karena niat saya memang ingin jalan-jalan. Meng-explore suasana Shinjuku secara bebas.  Kalau saya masuk, pasti menghabiskan waktu sehari penuh.

Di seberang Hotel APA  Gyoemmae tempat saya menginap berderet toko untuk berbagai keperluan. Saya jalan-jalan ke sana.  Hal menarik yang saya temui, ada Warteg (Warung Tegal) Monggo Moro. Letaknya di pinggir jalan Okubo-Dori. Warteg milik Retno itu  berdiri sejak tahun 2019. 


Retno menikah dengan pria asal Jepang, kemudian menetap di sana. Sebelum membuka Warteg Monggo Moro, Retno cukup lama menekuni bisnis makanan khas Indonesia.  Menu-menu yang dijajakan di Warteg, tidak berbeda dengan Warteg pada umumnya. Pelanggan bisa memilih sendiri lauk pauk. Harganya? Per porsi bersama lauk dan minum antara 1,000¥  dampai 1.300¥ .


Saya tidak tertarik untuk masuk. Sebab, kunjungan singkat 3 malam di Shinjuku, lebih tertarik untuk menikmati Japanese Cuisine yang original. Sebab, makanan Jepang di Indonesia sudah dikreasi dan disesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia.


Masih di deretan Warteg Monggo Moro. Ada toko yang khusus menjual Kimono. Saya masuk dan memilih  Kimono yang  bahannya dari kain sutra. Lebih mahal tetapi kualitasnya sangat bagus. Harganya  25.960¥ untuk 3 item, Kimono, pengikat dan sabuknya. Kalau dirupiahkan sekitar  3 juta-an.


Setekah  beli, langsung saya pakai. Tentu saja minta tolong pada penjuan untuk membantu. Kemudian keluar dari toko dan berjalan mencari spot foto yang menarik.  Foto dengan latar belakang Shinjuku Gyoen Garden. Selfie  di  jalanan dengan latar belakang gedung-gedung nan megah di sekitar hotel.  Saya jadi narsis hehehe.


Kemudian tertarik masuk ke toko  fashion khusus pakaian sport merek Puma, Adidas, Nike dan lain-lain.  Harganya lumayan murah dibandingkan di Indonesia.  Saya beli jaket, kaos lengan pajang  dan kaos kaki. Untuk 3 item ini dibandrol 6000¥. Jaket Puma  langsung saya pakai. Hehehe .... saya narsis lagi. (bersambung).