NARSIS PAKAI KIMONO,
DAN KETEMU WARTEG JAWA
“MONGGO MORO”
Minggu pagi (22/Okt/23), saya
jalan-jalan di sekitar hotel. Menikmati suasana pagi di awal musim gugur.
Dedaunan masih berwarna hijau. Cuacanya sejuk.
Langkahku terhenti di Shinjuku Gyoen
Park. Taman nasional terbesar dan paling
indah di Tokyo. Luasnya sekitar 144 hektar. Di dalamnya menghadirkan nuansa dan
keindahan pemandangan yang spektakuler.
Taman ini memanjakan pengunjung dengan suasana
taman bergaya Jepang yang tenang, desain
taman khas tradisional Negeri Sakura. Di bagian lain, ada taman bergaya
Barat. Taman Inggris dengan hamparan
rumput hijau dengan bunga berwarna warni. Taman bergaya Prancis dengan bunga-bunga cantik, ada
juga taman bergaya khas Belanda yang dihiasi kincir angin, danau dan perahu
kecil.
Saya harus menahan diri untuk tidak
masuk ke dalam taman. Hanya foto-foto di luar karena niat saya memang ingin jalan-jalan. Meng-explore suasana Shinjuku secara
bebas. Kalau saya masuk, pasti
menghabiskan waktu sehari penuh.
Di seberang Hotel APA Gyoemmae tempat saya menginap berderet toko
untuk berbagai keperluan. Saya jalan-jalan ke sana. Hal menarik yang saya temui, ada Warteg
(Warung Tegal) Monggo Moro. Letaknya di pinggir jalan Okubo-Dori. Warteg milik
Retno itu berdiri sejak tahun 2019.
Retno menikah dengan pria asal Jepang,
kemudian menetap di sana. Sebelum membuka Warteg Monggo Moro, Retno cukup lama
menekuni bisnis makanan khas Indonesia.
Menu-menu yang dijajakan di Warteg, tidak berbeda dengan Warteg pada
umumnya. Pelanggan bisa memilih sendiri lauk pauk. Harganya? Per porsi bersama
lauk dan minum antara 1,000¥ dampai
1.300¥ .
Saya tidak tertarik untuk masuk. Sebab,
kunjungan singkat 3 malam di Shinjuku, lebih tertarik untuk menikmati Japanese
Cuisine yang original. Sebab, makanan Jepang di Indonesia sudah dikreasi dan disesuaikan
dengan selera lidah orang Indonesia.
Masih di deretan Warteg Monggo Moro. Ada
toko yang khusus menjual Kimono. Saya masuk dan memilih Kimono yang
bahannya dari kain sutra. Lebih mahal tetapi kualitasnya sangat bagus. Harganya 25.960¥ untuk 3 item, Kimono, pengikat dan
sabuknya. Kalau dirupiahkan sekitar 3
juta-an.
Setekah
beli, langsung saya pakai. Tentu saja minta tolong pada penjuan untuk membantu.
Kemudian keluar dari toko dan berjalan mencari spot foto yang menarik. Foto dengan latar belakang Shinjuku Gyoen
Garden. Selfie di jalanan dengan latar belakang gedung-gedung nan
megah di sekitar hotel. Saya jadi narsis
hehehe.
Kemudian tertarik masuk ke toko fashion khusus pakaian sport merek Puma, Adidas, Nike dan lain-lain. Harganya lumayan murah dibandingkan di Indonesia. Saya beli jaket, kaos lengan pajang dan kaos kaki. Untuk 3 item ini dibandrol 6000¥. Jaket Puma langsung saya pakai. Hehehe .... saya narsis lagi. (bersambung).