MELEPAS
RASA PENASARAN
DI RED LIGHT DISTRICT
KABUKICHO
Malam
hari, saya kembali ke red light district. Niatnya hanya jalan-jalan untuk menuntaskan setumpuk rasa penasaran, tanpa harus menyelam lebih dalam.
Gerbang utama
Kabukicho yang ikonik tampak gemerlap. Di sisi kanan dan kiri jalan berderet
restoran, café dan rumah-rumah border berhias lampu warna-warni yang serba mencolok.
Suara musik terdengar hingar-binger beradu
dari segala penjuru.
Orang-orang
berlalu lalang di jalanan yang tidak
dilintasi kendaraan. Kian malam suasana makin ramai. Tiba-tiba
saya teringat kata-kata Takuya Umehara
siang tadi. Dia bilang, di sini kalau
malam danger (bahaya). Mungkin dia yakin saya akan datang sendiri.
Entahlah. Saya juga tidak tanya bahayanya seperti apa.
Dari info yang saya
baca di beberapa blog, ada yang mengingatkan agar tidak terkecoh dengan penawaran harga. Di papan
reklame tercantum 3.000 yen atau sekitar Rp 317 ribu untuk durasi 1 jam. Harga itu hanya untuk host dan hostess yang
menemani kita minum di club. Kita dicekik dari lonjakan harga minuman dan
lain-lain. Targetnya mereka ya para wisatawan
asing.
Untungnya, niat
saya hanya jalan-jalan. Tidak ada niatan untuk mencari kenikmatan. Tidak tertarik
dengan tawaran para calo bertubuh tegap yang membagi pamflet.
Juga tidak mempan oleh rayuan manja wanita-wanita cantik
berpakaian seksi yang mencegat setiap
pria yang melitas di depan club.
Jika kita
tergoda dan masuk ke club, kemungkinan akan berakhir dengan penyesalan. Menurut
informasi, mereka ini sangat lihai merayu. Tamu tidak sadar kalau sedang dijebak. Mau saja membeli minuman-minuman mahal. Saat closed bill, baru sadar.
Di Kabukicho, pekerja seks tidak hanya perempuan. Banyak juga café yang menawarkan “menu” laki-laki tuna susila. Fyi (for your information) mereka literally memajang foto pria-pria bertelanjang dada di depan café. Di sana juga banyak bar khusus gay dan lesbian.
Pemandangan lain
yang juga menarik perhatian adalah toko-toko khusus yang menjual berbagai jenis mainan orang dewasa. Seperti dildo, sex toys, DVD hingga
kostum-kostum lingerie tematik.
Explore kawasan Kabukicho menjadi pengalaman yang mengesankan. Dan, malam itu saya kembali ke hotel tanpa beban penasaran. (bersambung)